Konten Media Partner

Kisah Ibunda Paskibraka Minta Izin ke Pusara Ayah untuk Lepas Jilbab Sang Anak

14 Agustus 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 1 menit
Zahratushyta Dwi Artika bersama ibunda, Sugiarti. Kewajiban Paskibraka copot jilbab menjadi dilema bagi orang tuanya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Zahratushyta Dwi Artika bersama ibunda, Sugiarti. Kewajiban Paskibraka copot jilbab menjadi dilema bagi orang tuanya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Zahratushyta Dwi Artika, siswi kelas X MAN Kota Singkawang terpaksa harus melepaskan jilbabnya untuk menunaikan tugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.
ADVERTISEMENT
Rasa berat dirasakan ibunda siswi yang sehari-hari dipanggil Sita ini. "Berat rasanya. Tugas negara, harus lepaskan akidah. Saya sampai minta izin ke almarhum ayahnya Sita. Saya ziarah ke makamnya dan minta maaf di atas pusara. Saya minta maaf, kalau seandainya Sita lulus terpaksa harus lepaskan jilbab," ungkap Sugiarti, ibunda Sita kepada HiPontianak pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Sugiarti bilang, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah menjadi keputusan negara dan wajib untuk dilaksanakan. "Sita pakai jilbab ikhlas dari hati, bukan hanya karena dia bersekolah di sekolah madrasah," tambah ibu dua anak ini.
Sebagai ibu, Sugiarti menganggap terpilihnya Sita ini rezeki yang tak terduga, karena Sita dikenal sebagai anak yang lemah secara fisik.
ADVERTISEMENT
"Sita ini penyakitan, makanya kaget campur senang dan bangga dia bisa terpilih wakili Kalbar jadi Paskibraka. Sebelum berangkat, saya usahakan semampu saya untuk bawakan bekal buat Sita. Ayahnya sudah meninggal, jadi saya yang berjuang sendiri membesarkan Sita dan adiknya," ujarnya.