Kisah Korban Banjir di Sintang yang Terpaksa Pakai Daster Milik Ibu

Konten Media Partner
13 Juli 2020 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Afrizal, warga Desa Nanga Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, terpaksa menggunakan daster ibunya karena semua pakaian basah terendam banjir. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Afrizal, warga Desa Nanga Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, terpaksa menggunakan daster ibunya karena semua pakaian basah terendam banjir. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Sintang - Banjir besar yang merendam ribuan rumah di Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, menyisakan banyak cerita unik.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, seorang pemuda setempat, yang terpaksa memakai daster milik ibunya, karena semua pakaiannya basah, terendam banjir. Pria tersebut adalah Ahmad Afrizal.
“Saya terpaksa pinjam daster ibu, karena semua pakaian basah. Pakaian tersebut tak bisa diselamatkan ke tempat yang kering karena banjir sudah sampai loteng rumah,” katanya ketika dihubungi Hi!Pontianak, Senin (13/7).
Ia mengaku tidak punya pilihan pakaian lain. Apalagi, dirinya perlu pakaian hangat, agar tidak kedinginan saat cuaca seperti saat ini. “Daster yang saya pakai pun belum sepenuhnya kering. Masih terasa basah sedikit. Tapi, ketimbang ndak berpakaian sama sekali, lebih baik saya pakai, sementara menunggu pakaian yang lain kering,” ucapnya.
Kondisi banjir di Kayan Hulu yang mencapai atap rumah warga. Foto: Dok Hi!Pontianak
Dikatakannya, banjir yang terjadi tak hanya merendam rumah warga, tapi juga mengakibatkan sejumlah rumah di kawasan itu rusak. “Dua rumah di sebelah kami, hampir tercabut, karena derasnya banjir,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Ia berharap, pemerintah segera memberikan bantuan pada korban banjir di daerahnya. Mengingat, tidak sedikit warga yang kehilangan harta benda akibat banjir tersebut. “Semoga ada perhatian dari pemerintah untuk Desa Nanga Tebidah, Desa Landau Bara, Desa Entogong dan desa yang lain yang terkena banjir,” harapnya.