Kisah Pelajar di Kalbar yang Harus Menempuh 4 KM Demi Belajar di Bukit Sinyal

Konten Media Partner
28 Agustus 2020 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelajar di Desa Selaup, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, sedang belajar secara online di Bukit Sinyal desa setempat. Kondisi sinyal internet yang tersedia di tempat itu membuat kegiatan belajar daring mereka terselamatkan selama pandemi COVID-19. Foto: Dokumen Toha
zoom-in-whitePerbesar
Pelajar di Desa Selaup, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, sedang belajar secara online di Bukit Sinyal desa setempat. Kondisi sinyal internet yang tersedia di tempat itu membuat kegiatan belajar daring mereka terselamatkan selama pandemi COVID-19. Foto: Dokumen Toha
ADVERTISEMENT
Hi!Kapuas Hulu - Jika pelajar di perkotaan mungkin saja mengeluh karena sekolah online tak kunjung berakhir akibat pandemi COVID-19. Mulai saat ini, sudah seharusnya mereka belajar untuk lebih bersyukur.
ADVERTISEMENT
Karena, tidak semua pelajar punya keistimewaan belajar online dengan mudah dan didukung jaringan internet yang lancar. Apalagi banyak pelajar di pedalaman dihadapkan pada kondisi belajar online yang serba sulit. Yakni, tidak adanya jaringan internet.
Kondisi ini dialami oleh pelajar di Desa Selaup, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kegiatan belajar online mereka diselamatkan oleh sinyal yang hanya ada di atas bukit.
Bukit Sinyal. Itu nama yang lazim disebut untuk bukit yang “menyediakan” sinyal internet di lokasi itu. Dengan berbekal ponsel, para pelajar bisa mengakses layanan belajar daring yang ditugaskan guru di sekolah.
Agar sedikit lebih nyaman, pondok kecil sederhana dibuat di tempat itu. Atapnya dari plastik berwarna. Karena ukurannya yang kecil, pondok hanya muat beberapa orang saja. Dari tempat itulah mereka menuntut ilmu, mengerjakan tugas memanfaatkan ponsel mereka.
ADVERTISEMENT
“Jarak Bukit Sinyal dari kampung sekitar 4-5 kilomer. Cara menjangkaunya, dari pusat Desa Selaup lurus ke arah Dusun Jakok. Kemudian, belok ke simpang jalan arah Dusun Kerantik. Tidak jauh dari situ ada bukit sinyal,” kata Toha.
Toha merupakan warga Putussibau sedang ada pekerjaan di Desa Selaup. Ia mengaku sudah pergi ke bukit tersebut untuk mencari sinyal. Ia pun sempat bertanya mengenai aktivitas pelajar di tempat itu.
“Mereka bilang, tiap pagi naik ke atas bukit cuma untuk belajar atau sekolah. Sekarang kan sekolah harus dari rumah. Nah, mereka pergi mencari sinyal ke atas bukit untuk belajar online,” jelasnya ketika dihubungi Hi!Pontianak.
Toha mengungkapkan, dirinya sangat terenyuh melihat konsidisi pelajar yang harus pergi ke Bukit Sinyal untuk sekolah online. Ia bahkan langsung teringat dengan adiknya di rumah. Adiknya bisa dengan mudah belajar online di kamarnya sendiri di Putussibau, ibukota Kabupaten Kapuas Hulu.
ADVERTISEMENT
“Saya langsung ingat adik di rumah. Mudah saja dia belajar online di kamar. Tapi, mereka yang di kampung seperti di Desa Selaup, harus naik ke bukit untuk belajar. Kalau hujan gimana? Tentu mereka sangat kesulitan,” ucap Toha.
Dikatakan Toha, jaringan seluler yang bisa diakses di Desa Selaup salah satunya adalah Telkomsel. Memang, kalau di pusat desa sinyalnya kadang ada. Kadang tidak. “Tapi, kalau di Bukit Sinyal, layanan Telkomsel 4G bisa diakses. Memang, Telkomsel lah yang diandalkan,” ungkapnya.
“Kalau pelajar yang belajar online di Bukit Sinyal, saya ndak tanya menggunakan kartu apa. Cuma, kalau di-handphone aku, memang lancar jaringan Telkomsel di bukit itu,” pungkasnya.
Camat Kecamatan Bunut Hulu, Asmiardy ketika dikonfirmasi membenarkan, bahwa di Desa Selaup memang tidak ada sinyal seluler.
ADVERTISEMENT
"Desa Selaup baru mau dapat bantuan tower. Tahun ini rencananya cuma persiapan lahan. Tapi karena masalah COVID-19 jadinya tertunda. Mungkin pastinya tahun depan," kata Asmiardy.