Konten Media Partner

Kisah Polwan asal Pontianak Tunda Bulan Madu demi Misi Kemanusiaan

29 September 2019 13:45 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nova melaksanakan patroli bersama polisi nasional di daerah rawan. Foto: Dok. Nova Chairul Jannah
zoom-in-whitePerbesar
Nova melaksanakan patroli bersama polisi nasional di daerah rawan. Foto: Dok. Nova Chairul Jannah
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Nama Nova Chairul Jannah sempat viral, ketika ia tak bisa hadir pada prosesi akad nikah di acara pernikahannya sendiri. Kini, polwan asal Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), tersebut mengaku juga harus menunda bulan madunya untuk menyelesaikan Misi Perdamaian Monusco yang digelar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
ADVERTISEMENT
Kepada Hi!Pontianak, Nova mengungkapkan kerinduannya pada suami, dan rela menunda bulan madu hingga misi yang dijalaninya selesai. Misi Monusco (Mission de l'organisation des nations unies pour stabilisation en République Démocratique du Congo atau Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Demokratik Kongo), merupakan misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah yang pertama kali diikuti Kepolisian Republik Indonesia.
Nova saat melakukan penyuluhan terhadap masyarakat lokal terkait hak asasi manusia. Foto: Dok. Nova Chairul Jannah
"Belum sempat bulan madu. Insya Allah selesai misi. Rindu banget sama suami. Lagi sayang-sayangnya, ditinggal jauh. Kadang merasa bersalah juga. Tapi saya juga harus bertanggung jawab dengan apa yang saya pilih. Pastinya saya juga akan melakukan yang terbaik untuk institusi dan menjaga nama baik negara," kata Nova kepada Hi!Pontianak, Minggu (29/9).
ADVERTISEMENT
Selain tak bisa hadir di prosesi akad nikahnya, Nova juga mengatakan hanya menghadiri acara resepsi pernikahannya dalam waktu dua jam. "Saya enggak bisa hadir di acara akad, dan di resepsi hanya (bisa hadir) 2 jam saja, karena saya harus melakukan persiapan," ujar Nova.
Nova saat memberikan sosialisasi terkait hak-hak anak kepada warga lokal. Foto: Dok. Nova Chairul Jannah
Polwan berpangkat Brigadir tersebut bertugas di Kota Kalemie-Republik Demokratik Kongo. Nova menceritakan, tugas yang ia lakukan di sana mulai dari mendampingi, memberikan pelatihan, memberi nasihat, dan bimbingan terhadap Polisi Nasional Congoles dalam menerapkan hukum, serta melakukan penyidikan terkait perlindungan hak asasi manusia.
Tak hanya Nova. Ada juga Eva Purwanti, Polwan asal Kalbar yang juga turut mengikuti misi tersebut. "Ada saya dan Mbak Eva yang ikut misi tersebut. Kita melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat lokal, terkait HAM, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak. Melaksanakan patroli di wilayah rawan, melakukan perlindungan, pengumpulan informasi, dan mengidentifikasi ancaman terhadap populasi rentan," kata Nova.
Nova saat melakukan patroli malam, sekaligus memberikan penyuluhan terkait perlindungan peremuan dan anak. Foto: Dok. Nova Chairul Jannah
Dalam ceritanya, Nova mengatakan banyak pengalaman yang mengesankan yang dia dapatkan saat menjalankan misi. Mulai dari mengenal budaya baru, menggunakan bahasa asing, bekerja sama dengan polisi yang berasal dari seluruh negara, dan kehidupan di pengungsian yang sangat memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Dia juga menuturkan ada beberapa kesulitan yang dihadapi di sana, seperti cuaca yang ekstrem, wabah ebola, wabah malaria, hingga tingkat keamanan yang belum stabil, dikarenakan banyaknya kelompok pemberontak yang bersenjata.
Nova memberikan pelatihan terhadap anak-anak di kamp pengungsi yang tuna wicara. Foto: Dok. Nova Chairul Jannah
"Saat berkunjung ke wilayah pengungsian, yang bikin saya terharu. Dengan kehidupan mereka yang sangat memprihatinkan dan membuat saya lebih banyak bersyukur dengan apa yang saya punya sekarang," ungkap Nova.
Nova memberikan pelatihan terhadap polisi lokal. Foto: Dok. Nova Chairul Jannah
Ketika ditanya soal pengalaman yang tidak bisa ia lupakan di sana, Nova mengatakan saat patroli malam, ia bertemu dengan kelompok bersenjata. "Mobil kami di tengah-tengah, antara kelompok bersenjata dan polisi yang sedang baku tembak. Yang membuat saya sadar bahwa kapan pun dan di mana pun saya bertugas harus selalu berhati-hati, karena risiko pekerjaan sangat tinggi di sini," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, atas tugas negara yang ia pilih, Nova menjalankannya dengan niat baik. (hp8)