Kisah Pria Asal Pontianak Keliling Bikin Mural ke Sekolah Pedalaman Sumatera

Konten Media Partner
10 Maret 2020 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yoga Ilhamsyah saat mencari tumpangan ketika berada di Sumatera. Foto: Dok. Yoga Ilhamsyah
zoom-in-whitePerbesar
Yoga Ilhamsyah saat mencari tumpangan ketika berada di Sumatera. Foto: Dok. Yoga Ilhamsyah
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Berbekal perlengkapan alat lukis serta bakat di bidang seni lukis membuat pria asal Pontianak bernama Yoga Ilhamsyah bertekad keliling Indonesia. Ia menjadi pengajar dan relawan pendidikan melukis sekolah secara gratis.
ADVERTISEMENT
“Pada dasarnya aku selalu merasa kurang dalam berbagi. Tapi aku tak punya banyak materi, maka dengan cara menggunakan kemampuanku saja mungkin aku bisa berbagi,” kata Yoga kepada Hi!Pontianak, Selasa (10/3).
Solo trip yang bertajuk ‘Ekspedisi Sejuta Warna’ ini dimulai sejak 10 Januari 2020. Pulau Sumatera pun menjadi singgahan pertama bagi Yoga. Ia mengungkapkan, selama perjalanan dari Medan menuju Pekanbaru semua perlengkapan alat lukisnya sempat hilang di bus.
“Perjalanan dimulai dari Sintete, Sambas ke Pulau Tambelan, Tanjung Pinang Batam, Tanjung Balai Karimun dan Belawan menggunakan kapal. Lanjut ke Aceh Tamiang dan mengajar dan melukis di sana selama 10 hari di Desa Sulum.
Yoga Ilhamsyah membuat mural di sekolah-sekolah pedalaman di Sumatera. Foto: Dok. Yoga Ilhamsyah
Semua berjalan lancar hingga ada beberapa pengalaman tak mengenakkan. Perjalanan dari Medan ke Pekanbaru semua alat lukis, cat, kaos, kuas dan lain-lain hilang di bus.
ADVERTISEMENT
“Kernet salah turunkan, alat itu semua untuk aku cari ongkos dan segala kebutuhan. Jadinya aku menjual kaos lukis untuk biaya dan itu tak menyurutkan semangatku aku memutuskan lanjut dan mulai mengimprov semua, teman-teman forum berbagi ilmu Indonesia di Riau banyak membantu. Aku berkegiatan selama 5 hari di Rokan Hulu,” ucapnya.
Selain mengajar dan meninggalkan jejak dengan dengan sebuah lukisan di hampir sekolah yang didatangi. Ada pula hal lain yang mendorong Yoga untuk melakukan misi kemanusian ini.
“Mengapa targetku di pedalaman dan gratis? Ada beberapa hal yang mendasarinya, aku pernah menjadi anak kampung yang sekolah jalan berkilo-kilo nggak pakai sepatu dan lain-lain. Aku juga merasa bahwa seni lukis mural hanya bisa dinikmati kalangan tertentu yang mencolok kalangan kota dan kampung, makanya aku ngasi gratis biar semua orang berhak menikmati seni itu, seni yang seharusnya tumbuh dan ada bersama masyarakat,” ungkapnya.
Mural yang dibuat oleh Yoga. Foto: Dok. Yoga Ilhamsyah
Perjalanan ini menurut Yoga sebetulnya tidak membawa misi apapun. Ia hanya ingin peduli dengan pendidikan di Indonesia khususnya di pedalaman.
ADVERTISEMENT
“Aku juga putus sekolah, tidak tamat SMA, aku ngerasa gimana jadi orang nggak berpendidikan, susah cari kerja, melewati masa sulit hingga depresi. Aku selalu mengabarkan kepada adik-adik di pedalaman bahwa pendidikan itu penting, jangan sampai putus sekolah, aku tidak mau mereka generasiku mengalami hal yang sama sepertiku,” ujarnya.
Saat ini, pria yang mulai menekuni seni mural sejak SMA ini sedang berada di Pekanbaru dan akan melanjutkan perjalanan menuju kepulauan Mentawai dari Kota Padang. Yoga telah berada di Sumatera selama kurang lebih 50 hari. Ia belum mengetahui kapan akan pulang. Namun, Yoga tak menampik ada rasa rindu akan kampung halamannya.
Yoga Ilhamsyah bersama anak-anak sekolah di pedalaman Sumatera. Foto: Dok. Yoga Ilhamsyah
“Pergi untuk pulang. Mungkin 1 bulan ke depan baru ke luar Sumatera. Cita-cita aku ingin sampai daerah timur Indonesia. Aku ingin juga sampai ke daerah timur,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Hingga kini total telah 7 sekolah yang sudah diperindah melalui tangan Yoga. Ada sekitar 33 lukisan mural yang dibuatnya di Pulau Sumatera.
“Aku banyak bertemu orang baik, sangat banyak. Mulai dari pak supir yang ngasi tumpangan gratis, tukang parkir yang ngasih uang dan lain-lain. Perjalanan ini kelihatan untuk mereka anak-anak pedalaman, tetapi ya ini seperti perjalanan untuk ku. Untuk aku belajar dan mengenal diriku lebih jauh. Banyak suka sedikit dukanya,” tuturnya.