Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kisah TKW Asal Kalbar: 8 Tahun Disekap, Dijanjikan Jadi ART dan Disuruh Jadi PSK
18 Januari 2022 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, berhasil dipulangkan ke Indonesia, setelah 20 tahun berada di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Kepala BP2MI Pontianak, AKBP Amingga M Primasitito, mengatakan, TKI perempuan berinisial NE tersebut, pada 2001 masuk ke Malaysia, diiming-imingi untuk bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART). Namun nyatanya ia akan dipekerjakan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).
“Kita ada laporan dari Yayasan Peduli Anak Bangsa. Ada pengaduan dari pihak keluarga NE, memberitahukan kepada kita, ditindaklanjuti ke pusat,” jelas Amingga, kepada awak media, Selasa, 18 Januari 2022.
NE masuk ke Malaysia dengan jalur ilegal, atau non prosedural. Ketika itu ia masih berumur 16 tahun. Dan saat ini, NE telah menikah, dan memiliki 6 anak.
Amingga memaparkan, sebelumnya kerabat NE mengunggah informasi seputar NE di media sosial, dan akhirnya diketahui oleh keluarganya yang berada di Kabupaten Sekadau.
ADVERTISEMENT
“NE yang punya 6 anak berada di Sabah, Malaysia, sejak 2001. Dia hilang kontak dengan keluarganya. Baru pada 2019, mereka ada kontak, karena setelah dimuat fotonya oleh kerabat di Malaysia, di medsos, dikenali adiknya,” paparnya.
“NE saat (pergi ke Malaysia) itu dijanjikan sebagai asisten rumah tangga. Namun kenyataaannya, di sana disekap, dengan beberapa orang lainnya, kemudian akan dijadikan sebagai PSK,” lanjutnya.
Selama 8 tahun disekap, NE bekerja sebagai ART, namun gajinya tak pernah dibayarkan. Setelah itu, ia mencoba untuk melarikan diri dan akhirnya bertemu dengan pria yang akhirnya menjadi suaminya.
“Setelah melarikan diri dan diselamatkan oleh pekerja migran di sana, warga dari NTT, mereka nikah dan punya anak 6 orang. Pada 2020 kemarin suaminya meninggal dunia karena sakit, sehingga mereka terkatung-katung, dan alhamdulillah sudah bisa dipulangkan ke Indonesia, di Kabupaten Sekadau,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Setelah sampai di Pontianak, NE merasa tenang dan lebih lega, karena akan pulang ke kampung halamannya. Ia bersyukur dapat dipulangkan dan berharap agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak di Tanah Air, karena selama di Malaysia anak-anaknya tidak sekolah.
“Saya sudah 20 tahun tak pulang ke Indonesia. Sekarang sudah tenang. Sebelumnya di Malaysia, banyak pikiran, sekarang tenang di negara sendiri. Saya sama suami sudah mau pulang dari 2013, cuma belum ada biaya,” ucapnya.
“Uangnya (hasil kerja suami) juga untuk biaya sakit suami (sebelum meninggal). Mau pulang gak ada biaya. Bersyukur sudah bisa dipulangkan. Anak-anak di sana juga tidak sekolah, karena jauh dari kota,“ tukasnya.