Konten Media Partner

Kisah Warga yang Beli Tiket Pesawat Rp 95 Ribu, Tapi Biaya Swab hampir Rp 1 Juta

29 Desember 2020 14:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penumpang pesawat di Bandara Supadio Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang pesawat di Bandara Supadio Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Kisah Warga yang Beli Tiket Pesawat Rp 95 Ribu, Tapi Biaya Swab hampir Rp 1 Juta
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Seorang warga Pontianak, Kalimantan Barat, Cahyo, yang terjebak di Surabaya mengalami kebimbangan untuk pulang ke Pontianak. Ia terdampak, setelah Gubernur Kalbar memberlakukan persyaratan hasil negatif uji swab PCR untuk transportasi udara masuk ke Kalbar.
Yang menjadi menarik, Cahyo, mengatakan, ia membeli tiket Jakarta Pontianak dengan harga Rp 95 ribu rupiah, sedangkan harga Swab PCR berkisar Rp 800 hingga 900 ribu rupiah.
“Aku kejebak di Surabaya. Seharusnya hari ini pulang. Cuma aku beli tiket Jakarta-Pontianak Rp 95 ribu, Jakarta-Surabaya Rp 5.000. Lalu tiket pulang Jakarta-Pontianak Rp 95 ribuan, masa harus bayar biaya swab Rp 900 ribu,” kata Cahyo, saat dihubungi Hi!Pontianak, Selasa, 29 Desember 2020.
Cahyo mengatakan, ia pergi ke Surabaya sejak 15 Desember 2020, sebelum surat edaran Gubernur Kalbar diberlakukan. “Aku ke Surabaya ada kerjaan kantor, tapi karena ada persyaratan ini, akhirnya aku tunda kepulangan sampai 8 Januari 2021,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari hal tersebut, ia juga salut terhadap keputusan Gubernur Kalbar, dengan persyaratan hasil negatif uji swab PCR pada transportasi penerbangan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona di Kalbar.
“Sebenernya salut aku tuh sama Pak Midji. Dia berani nindak tegas orang-orang yang dia rasa bersalah. Meskipun memang caranya agak “barbar”. Tapi masalahnya kan jadinya bikin ribet ya. Apa tidak koordinasi dulu kek dengan menhub atau siapa gitu? Lagipun, yang salah kan penumpangnya kalau penumpangnya yang memanipulasi surat rapid antigennya. Kasian tau maskapainya malah yang dapat sanksi,” papar Cahyo.
Namun dengan begitu, ia tetap menunda jadwal kepulangan hingga Surat Edaran Gubernur Kalbar tersebut selesai. “Karena promo tiket peawatnya sampai Mei, aku tunggu sampai tanggal 8 Januari 2021 nanti aja. Aku juga takut di pesawat, aku orang yang cukup concern sama hal ini. Makanya di tasku lengkap banget, punya alkohol, hand sanitizer, vitamin C, masker medis, dan alat tempur lainnya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT