Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten Media Partner
KLHK Ingatkan Bahaya Merkuri bagi Lingkungan dan Manusia
10 September 2021 10:57 WIB
ยท
waktu baca 3 menit![Ilustrasi Merkuri. Foto: Shutter Stock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1631245857/wmr6fglahkbm1roop7j2.jpg)
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Dirjen Pengendalian Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, menyebutkan hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memusnahkan merkuri. Hal tersebut disampaikan langsung olehnya dalam webinar "Mercury: Musuh dalam Selimut", Kamis 9 September 2021.
ADVERTISEMENT
"Merkuri sangat berbahaya karena sifat toksik, persisten di lingkungan, bioakumulasi dan dapat berpindah dalam jarak jauh di atmosfer," kata Rosa Vivien Ratnawati.
Ia mengatakan, jika terjadi kebocoran merkuri ke lingkungan maka dapat masuk ke rantai makanan dan berakhir dikonsumsi oleh manusia, menjadikannya berakhir di tubuh manusia. Paparan kepada manusia tersebut dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf, ginjal, paru-paru, hati dan saluran pencernaan.
Salah satu contoh aktivitas yang dapat menyebabkan kebocoran merkuri ke lingkungan adalah penambangan emas ilegal yang membuangnya ke sungai. Padahal, hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memusnahkan unsur kimia tersebut.
"Apalagi kalau di penambangan emas, skala kecil yang menggunakan merkuri itukan tiap hari terpapar. Nah, itu rasanya jauh lebih berat dibanding makeup. Kalau makeup inikan gejalanya mungkin gatal-gatal berarti tidak cocok terus ganti. Kalau yang hidup di tambang emas, tiap hari terpapar dan mungkin dia tidak merasa bahwa itu berasal dari merkuri yang digunakan untuk mengolah emasnya. Saya belajar dari berbagai negara, dia (merkuri) tidak bisa dimusnahkan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya kosmetik ilegal, ada beberapa barang atau produk yang mengandung bahan merkuri dan harus berhati-hati dalam pemakaian. Di antaranya, termometer, tensimeter, amalgam gigi, batu baterai, dan lampu bertekanan tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata dia, Indonesia telah menyatakan komitmen untuk menghapus merkuri dengan menjadi salah satu negara yang menandatangani Konvensi Minamata dan meratifikasinya lewat Undang-undang Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pengesahan Konvensi Minamata Mengenai Merkuri.
Pengesahan tersebut kemudian dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM) sejak 2019.
Indonesia juga menjadi tuan rumah pertemuan ke-4 Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi Minamata Tentang Merkuri yang diadakan pada November 2021 secara virtual dan Maret 2022 secara tatap muka di Bali. Konvensi Minamata adalah fakta internasional yang didesain untuk melindungi manusia dan lingkungan dari dampak merkuri. Namanya diambil dari penyakit minamata, yaitu sindrom kelainan fungsi saraf akibat keracunan akut merkuri.
ADVERTISEMENT
"Kami dari pemerintah indonesia mau menyampaikan komitmen kami sangat kuat untuk mengurangi dan menghapuskan merkuri. Sehingga saya minta seluruh kalangan masayarakat di Indonesia, ayo kita sukseskan program pemerintah ini kita buat merkuri sebagai sejarah. Jadi sekali lagi bagi kalangan anak muda, bapak atau pun ibu kalau memilih sesuatu barang harus hati-hati liat kontennya kalau ada merkurinya jangan digunakan," pesannya.