Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Komisi V DPRD Kalbar Minta RSUD Soedarso Tingkatkan Kualitas SDM di Pelayanan
11 Agustus 2022 14:56 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso, Pontianak secara resmi telah dapat melayani masyarakat untuk berobat. Gedung baru RSUD yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Selasa, 9 Agustus 2022 itu, memiliki fasilitas yang cukup memadai serta peralatan canggih.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi V DPRD Kalimantan Barat, Heri Mustamin, berharap, dengan adanya gedung baru, fasilitas memadai serta alat kesehatan (alkes) yang modern, pelayanan di RSUD Soedarso dapat ditingkatkan.
Sebab menurut Heri, selama ini banyak masyarakat Kalbar lebih memilih berobat ke negeri tetangga, seperti Kuching, Malaysia, atau Singapura, ketimbang di negeri sendiri, karena tidak mendapat pelayanan yang baik.
“Pertama kita bersyukur, pada akhirnya rumah sakit Soedarso yang baru ini diresmikan, dengan biaya yang cukup fantastis untuk ukuran Kalbar. Tentu ini menjadi harapan besar, dan pantas diberikan apresiasi kepada Pak Gubernur, stakeholder yang ada di rumah sakit dan direktur rumah sakit,” ujarnya kepada Hi!Pontianak, via telepon, Kamis, 11 Agustus 2022.
Dengan adanya fasilitas yang baik, Heri berharap, pelayanan di rumah sakit milik Pemprov Kalbar ini, bisa lebih baik. "Sehingga benar-benar mampu memberikan jawaban. Karena selama ini masyarakat Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak dan sekitarnya, lebih percaya kepada rumah sakit yang ada di negeri Jiran atau Malaysia, termasuk di Singapura,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ia menilai, sebagus apapun gedung atau fasilitas rumah sakit, pelayanan yang baik dari sumber daya manusia (tenaga kesehatan) tetap menjadi hal penting, agar rumah sakit dipandang baik oleh masyarakat.
Menurutnya, tidak hanya alat kesehatan modern atau obat-obatan yang dapat menyembuhkan pasien, tetapi juga pelayanan yang ramah dari tenaga kesehatan.
“Di Singapura, itu memang sudah mempunyai fasilitas memadai, begitu pula di Kuching. Tapi yang paling penting, menurut pengalaman dan informasi yang kita terima, layanan dari tenaga dokternya, spesialisnya, perawatnya, kemudian front officenya, itu semua berperan memberikan pelayanan yang bagus. Terutama yang paling mahal itukan sentuhan dari manusia, akan lebih memberikan faktor psikologi bagi kesehatan masyarakat,” katanya.
Alasan masyarakat Kalbar lebih memilih untuk berobat di Kuching atau Singapura, kata Heri, bukan karena fasilitas atau alkes yang memadai, tetapi pelayanan dari tenaga kesehatan di sana membuat pasien serta keluarga pasien merasa betah, seperti berada di rumah sendiri. Sehingga menurutnya hal itu perlu difokuskan di RSUD dr Soedarso saat ini, untuk meningkatkan atau membenahi cara pelayanan.
ADVERTISEMENT
“Biarpun rumah sakitnya bagus, fasilitasnya baik, kalau orangnya (tenaga kesehatan) tidak memberikan pelayanan yang baik atau tidak ramah, itu akan mempengaruhi secara psikologi bagi pasien-pasien tertentu. Kita ambil contoh di Kuching maupun Singapura, itu semua orangnya (tenaga medis) memberikan pelayanan yang begitu harmonis, sehingga mereka di situ (pasien) bukan merasa sakit, tapi seperti keluarga. Ini yang saya pikir lebih harus ditonjolkan di RSUD Soedarso,” katanya.
Anggota Dewan Partai Golkar ini menilai, RSUD Soedarso saat ini sudah memberikan pelayanan kesehatan yang cukup baik. Kendati demikian, keluhan pasien atau keluarga pasien kepada tenaga kesehatan yang ada selama ini, harus menjadi perhatian sebagai tolak ukur dalam upaya pembenahan peningkatan pelayanan.
Untuk itu, ia meminta kepada pihak rumah sakit, saat perekrutan tenaga kesehatan, dapat memberikan bimbingan khusus atau pelatihan pelayanan terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya, Soedarso ini termasuk rumah sakit yang dari dulu memang sudah memberikan banyak pelayanan kesehatan, cuma banyak dikritikan, itukan soal tenaga medisnya. Itu yang harus benar-benar perlu ditingkatkan. Saya pikir Pemerintah Provinsi, stakeholder rumah sakit, harus benar-benar mencari jalan keluar terbaik, kalau perlu ada bimbingan khusus terkait hal itu. Saat rekrutmen tenaga medis ini harus benar-benar diperhatikan,” ungkap Heri.
“Rumah sakit pemerintah ini kan yang banyak dikeluhkan, terkait sumber daya manusianya. Di Jakarta itu padahal banyak rumah sakit yang bagus, memadai, tetapi kenapa orang mesti ke Jerman, Amerika atau Kuching, Malaysia, itu tadi, karena faktor manusia yang memberikan pelayanan itu dirasakan oleh pasien tidak memberikan sesuatu yang membuat pasien lebih enak, nyaman, merasa diperhatikan. Sentuhan secara psikologi itu akan sangat baik, membantu pasien untuk cepat sembuh,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Heri berharap setelah diresmikannya Tower A dan B RSUD dr. Soedarso, masyarakat yang akan berobat kesana dapat dilayani dengan baik. Serta pasien yang berdatangan untuk berobat dari berbagai kalangan tidak dipandang sebelah mata oleh tenaga kesehatan.
“Doronglah SDM-nya ini supaya bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi, bagaimana orang datang ke situ dianggap sebagai keluarga. Jangan sampai diperlakukan berbeda. Karena yang datang ke situ orang yang benar-benar sakit, butuh diberikan selain obat-obatan dan pelayanan medis juga butuh dorongan psikologis, agar cepat mendapat kesembuhan,” pungkasnya.