LAPAN: Kulminasi adalah Awal Musim Kemarau

Konten Media Partner
19 Maret 2019 7:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu Khatulistiwa. Foto: Daddy Cavalero
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Khatulistiwa. Foto: Daddy Cavalero
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kulminasi matahari merupakan fenomena alam yang terjadi setiap 2 kali dalam setahun, tepatnya pada 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa tersebut berlangsung pada pukul 11.50 WIB.
ADVERTISEMENT
Kulminasi matahari adalah peristiwa dimana matahari berada tepat di atas garis equator. Kota-kota yang berada di Equator, seperti kota Pontianak, akan mengalami kulminasi, atau transit saat di tengah hari, dimana matahari akan melintas tepat di atas kepala.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan, kulminasi matahari tidak memberikan dampak yang luar biasa pada iklim di Bumi. "Pada saat kulminasi, matahari belum tentu saat yang paling panas, karena atmosfer bumi yang dinamis mengatur temperatur yang dirasakan di Bumi. Tapi yang jelas, ini merupakan jarak terdekat matahari ke bumi," ujar Muzirwan, Kepala LAPAN Pontianak, kepada tim Hi!Pontianak, Selasa (19/3).
Kulminasi matahari merupakan salah satu bukti keteraturan alam semesta, di mana bumi mengintari matahari yang menjadi induknya. "Saat kulminasi matahari, juga bukan merupakan masa sulit sinyal, atau muncul gangguan cuaca antariksa yang bersifat ekstrim. Tidak ada yang perlu yang dikawatirkan ketika kulminasi," ungkap Muzirwan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa kulminasi tersebut terjadi, merupakan tanda perubahan musim di Indonesia, yang menandakan peralihan, dari musim hujan ke musim kemarau. (hp8)