Lula Kamal soal Penanganan COVID-19: Nanti Kita Akan Belajar dari Kalbar

Konten Media Partner
3 Juli 2020 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sutarmidji, Gubernur Kalbar. Foto: Dok Pemprov Kalbar
zoom-in-whitePerbesar
Sutarmidji, Gubernur Kalbar. Foto: Dok Pemprov Kalbar
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mendapat pujian oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait penanganan dan edukasi masyarakat tentang pencegahan penyebaran COVID-19 atau corona virus.
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku koordinator pelaksana percepatan penanganan COVID-19 menggelar kegiatan dengan materi 'Update dari Tim Pakar: Zona Dengan Kasus Nol' melalui video conference.
Dalam kegiatan tersebut, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengundang Sutarmidji sebagai narasumber. Sebab, Kalbar meraih pencapaian yang cukup besar terkait penanganan COVID-19 hingga dapat melakukan adaptasi kebiasaan baru (new normal) sampai kasus tersebut bisa disetip penyebarannya.
"Jadi kita nanti akan belajar dari Kalbar apa yang dikerjakan supaya daerah lain juga bisa mengikuti. Bisa menjadi contoh untuk seluruh daerah di Indonesia," kata Lula Kamal, selaku moderator melalui video conference, Jumat (3/7).
Luka Kamal dan Gubernur Kalbar, Sutarmidji. Foto: Dok Pemprov Kalbar
Lula Kamal juga mengatakan, sangat jarang sekali kepala daerah memberikan edukasi sampai ke menu makanan pasien COVID-19 yang diberikan hingga detail.
ADVERTISEMENT
Gubernur Kalbar, Sutarmidji sebelumnya telah menyampaikan menu-menu standar yang diberikan kepada pasien COVID-19 hingga sembuh. Menu sehat tersebut di antaranya adalah madu, pepaya, pisang, alpukat dan telur rebus.
"Itu saja obatnya, dan kalau diberi itu dalam 21 hari mereka sudah sembuh," ucap Sutarmidji.
Ia mengatakan, dalam menangani COVID-19 perlu adanya koordinasi antar kabupaten dan kota yang ditingkatkan. Kemudian, kata Midji, pemeriksaan rapid test juga harus dilakukan sebanyak-banyaknya.
"Karena tidak ada media lain untuk menjaring orang yang terpapar virus, selain rapid test dan kepala daerah itu harus tau data setiap hari," paparnya.
Kegiatan 'Update dari Tim Pakar: Zona Dengan Kasus Nol' melalui video conference. Foto: Dok Pemprov Kalbar
"Saya kalau satu hari menghubungi Kepala Dinas Kesehatan mungkin WhatsApp-nya bisa 200 sampai 300 kali karena saya harus tahu pergerakan data itu setiap waktu. Supaya saya bisa buat kebijakan-kebijakan dan bisa lakukan efesiensi dan kecepatan karena kalau kita lengah kita bisa mengeluarkan biaya yang sangat besar," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Midji menambahkan, setiap daerah yang paling banyak melakukan rapid test hingga saat ini tingkat keterjangkitannya semakin kecil. "Contoh Kota Pontianak, awalnya positif 117 bahkan diperkirakan 40 persen itu terdampak dan karena kita melakukan rapid test sampai 23 ribu orang, maka sekarang Kota Pontianak kasusnya hampir tidak ada dalam 2 minggu ini," ungkapnya.
Saat ini, kata Midji, di provinsi Kalbar tingkat kesembuhan pasien COVID-19 berada di atas 82 persen. Ia juga mengimbau kepada Dinkes untuk dapat menjaga imunitas tubuh pasien dengan memberikan asupan makanan yang sama di seluruh Kalbar.
"Saya pantau betul setiap rumah sakit harus mengirim menunya ke handphone saya. Supaya saya bisa kontrol benar apa tidak, kemudian kita evaluasi tingkat kesembuhannya berapa hari dan jumlah daerah yang melakukan rapid test," pungkas Midji.
ADVERTISEMENT