Konten Media Partner

Masuk Rekor MURI, Mahasiswa Asal Pontianak Terbitkan 36 Jurnal Ilmiah Scopus

1 Mei 2025 13:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bryan Gervais de Liyis, mahasiswa asal Pontianak meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Mahasiswa Koas Kedokteran dengan Publikasi Jurnal Ilmiah Scopus Terbanyak di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bryan Gervais de Liyis, mahasiswa asal Pontianak meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Mahasiswa Koas Kedokteran dengan Publikasi Jurnal Ilmiah Scopus Terbanyak di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Bryan Gervais de Liyis, putra daerah asal Pontianak yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sejak tahun 2019 ini berhasil menoreh prestasi nasional dengan menerima penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).
ADVERTISEMENT
Bryan dianugerahi penghargaan dari MURI sebagai Mahasiswa Koas Kedokteran dengan Publikasi Jurnal Ilmiah Scopus terbanyak di Indonesia pada 14 Maret 2025 lalu, dengan menerbitkan 36 artikel ilmiah yang telah terindeks Scopus.
"Selama menjalani pendidikan profesi, saya menaruh minat besar pada dunia penelitian, khususnya di bidang bedah saraf, neurosains, dan kardiologi. Perjalanan ini membawa saya pada kesempatan untuk menerbitkan 36 artikel ilmiah yang telah terindeks Scopus (20 first author), sebuah proses panjang yang penuh tantangan," kata Bryan kepada Hi!Pontianak, Kamis, 1 Mei 2025.
Bryan mengatakan, mempublikasikan karya-karya ilmiah menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk menjembatani kesenjangan antara penelitian dan praktik klinis nyata. Hal ini juga didorong oleh motivasi kuatnya untuk memberikan manfaat nyata bagi para pasien melalui publikasi ilmiahnya.
ADVERTISEMENT
"Sejak awal, motivasi terbesar saya adalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan klinis yang masih menggantung. Setiap kali saya membaca satu artikel, selalu muncul pertanyaan baru: “Bagaimana jika…?”, “Apakah ada pendekatan lain…?”, atau “Bisakah hasil ini diaplikasikan di Indonesia?.”
"Selain itu, saya meyakini bahwa publikasi ilmiah adalah cara paling efektif untuk menjembatani kesenjangan antara penelitian dan praktik klinis nyata. Pada akhirnya, motivasi terkuat muncul dari keinginan memberi manfaat nyata bagi pasien," jelasnya.
Rekor MURI ini menjadi pencapaian pertama kali yang diperoleh mahasiswa profesi kedokteran di Indonesia. Validitas pencapaian ini juga telah diverifikasi secara independen oleh Badan Pekerja Ilmiah Nasional (BAPIN) ISMKI sebagai lembaga nasional yang membawahi bidang ilmiah mahasiswa kedokteran Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski berhasil memecahkan rekor untuk pertama kalinya, Bryan berharap agar mahasiswa-mahasiswa lain di Indonesia juga dapat memecahkan rekor ini ke depannya, tentunya dengan menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan bermanfaat bagi dunia kedokteran.
"Saya pribadi justru berharap rekor ini suatu saat bisa dipecahkan oleh adik-adik kelas sejawat di seluruh Indonesia. Karena bagi saya, esensi dari prestasi ini bukan terletak pada jumlahnya, melainkan pada semangat untuk menulis karya ilmiah yang berkualitas, jujur secara akademik, dan memberi manfaat nyata bagi dunia kedokteran," ungkapnya.
Lebih lanjut, Bryan berpesan kepada para mahasiswa, khususnya dari Pontianak agar jangan pernah takut untuk berkarya dan manfaatkan peluang-peluang yang ada.
"Untuk adik-adik mahasiswa, terutama rekan-rekan dari Pontianak, kampung halaman yang selalu saya banggakan, ketahuilah bahwa latar belakang geografis bukanlah batasan, melainkan modal berharga. Jadikan segala keterbatasan fasilitas atau akses sebagai pemicu kreativitas: bila alat laboratorium terbatas, manfaatkan literatur digital; bila mentor sulit dijangkau, bangun jejaring dengan teman seangkatan. Mari buktikan bahwa putra-putri daerah mampu bersaing di level nasional dan internasional," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, selain menyabet penghargaan Mahasiswa Koas Kedokteran dengan Publikasi Jurnal Ilmiah Scopus Terbanyak di Indonesia, Bryan juga pernah menorehkan beberapa prestasi lainnya dengan modal belajar otodidak dari YouTube sejak tahun 2022, yakni meraih Juara 1 di Brazilian International Congress of Medical Students (BRAINCOMS), Kongres Bali Cardiology Update (BaCup), Bali Neurology Update (BaNu), Bali International Neurovascular Intervention Conference (BLINC), Bali Neurosurgery Clinical Update (BROCA), serta meraih Juara 2 di World Spine, Temilnas, dan Jaysco.
Tak hanya itu, Bryan juga pernah mendapat hibah PKM-RE dan menjadi reviewer di 20+ jurnal Scopus ternama, seperti Heliyon, PLOS One, Scientific Reports, World Neurosurgery, dan lain-lain. Semua prestasi tersebut berhasil ia capai dengan menjaga IPK 3.96 selama pre-klinik dan IPK 4.00 selama koas.
ADVERTISEMENT