Konten Media Partner

Melihat Lebih Dekat Proses Pewarnaan Benang Tenun Ikat ala Masyarakat Dayak Iban

16 November 2024 15:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pewarnaan benang tenun ikat suku Dayak Iban. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Proses pewarnaan benang tenun ikat suku Dayak Iban. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kalimantan Barat memiliki keberagaman suku, budaya dan kerajinan yang kaya akan sejarah. Salah satunya adalah tenun ikat suku Dayak Iban yang merupakan salah satu tradisi yang sarat akan nilai budaya dan kearifan lokal.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pembuatannya, salah satu teknik pewarnaan alami yang digunakan oleh masyarakat Dayak Iban adalah dengan memanfaatkan daun engkrebai (Erythrina variegata) dan rengat akar yang merupakan tanaman yang tumbuh subur di sekitar hutan tropis Kalimantan dan sekitarnya.
Proses pewarnaan dimulai dari pemilihan daun engkrebai yang segar dan berwarna hijau muda, karena memiliki kualitas zat pewarna terbaik. Setelah dicuci bersih, daun-daun ini direbus selama beberapa jam hingga menghasilkan warna merah kehitaman.
Pewarnaan benang tenun ikat suku Dayak Iban. Foto: Dok. Istimewa
Selain daun engkrebai yang memberikan warna cokelat kemerahan, akar rengat juga sering digunakan untuk menambahkan nuansa biru pada benang. Untuk masyarakat Dayak Iban, pemilihan waktu yang tepat saat memetik daun menjadi hal penting, karena diyakini mempengaruhi hasil akhir warna pada kain tenun.
ADVERTISEMENT
Setelah air rebusan siap, benang kapas atau serat alami yang sudah direndam sebelumnya dicelupkan ke dalam cairan tersebut secara bertahap dan dilakukan berulang kali untuk menghasilkan warna yang lebih dalam dan kuat. Setelah mencapai warna yang diinginkan, benang dibiarkan mengering di tempat teduh selama beberapa hari. Proses ini memerlukan kesabaran karena kondisi cuaca juga mempengaruhi waktu pengeringan.
Proses pewarnaan benang tenun ikat dilakukan secara tradisional. Foto: Dok. Istimewa
Benang yang telah diwarnai ini kemudian disimpan dan dipersiapkan untuk proses menenun. Dalam teknik tenun ikat Dayak Iban, benang-benang ini diikat dan dijalin menjadi pola-pola rumit yang memiliki simbol-simbol yang berkaitan dengan alam, kehidupan sehari-hari, dan kepercayaan spiritual mereka. Warna alami dari daun engkrebai dan bahan lainnya memberikan ketahanan serta kilau alami yang memperkaya kain tenun ikat yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Suku Dayak Iban tidak hanya menciptakan kain yang indah tetapi juga menjaga nilai-nilai budaya dan pengetahuan leluhur tentang alam. Warisan ini merupakan bentuk kecintaan mereka terhadap lingkungan, serta komitmen untuk melestarikan tradisi bagi generasi mendatang.