Konten Media Partner

Melihat Pembuatan Pohon Mei Hua, Ornamen Imlek yang Diburu Warga Tionghoa

11 Januari 2023 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembuatan pohon Mei Hua. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan pohon Mei Hua. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Menjelang perayaan Imlek, pohon Mei Hua menjadi salah satu pernak-pernik yang banyak diburu oleh masyarakat Tionghoa. Keindahan warnanya membuat pohon hias itu kerap menjadi pemanis ruangan di rumah.
ADVERTISEMENT
Asong, salah satu pengrajin pohon Mei Hua di Pontianak mengatakan, tahun ini pesanan replika pohon Mei Hua meningkat dibanding tahun sebelumnya. Meskipun dikatakannya tahun ini tidak menerima pesanan dari luar kota, namun peminat pohon Mei Hua dari warga lokal cukup banyak.
“Memang tahun ini dibanding tahun sebelumnya (pesanan) lebih meningkat. Lebaran Imlek tahun ini pesanan sampai saat ini lumayan banyak. ada 23 yang belum dibikin. Pontianak aja, diluar kota tidak ada. Saya tidak melayani di luar kota soalnya pesanan dari luar kota agak kurang tahun ini lokal yang banyak,” ungkapnya kepada Hi!Pontianak, Rabu, 11 Januari 2022.
Bagi masyarakat Tionghoa, pohon Mei Hua yang identik dengan warna-warna indah seperti merah, pink muda hingga ungu ini tidak hanya sekadar menjadi pajangan untuk mempercantik ruangan. Namun juga melambangkan simbol keberuntungan, harapan serta kebahagian. Maka tak heran ketika menjelang Imlek pohon ini banyak diburu oleh warga Tionghoa.
Deretan pohon Mei Hua, ornamen Imlek. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
“Bagi kami masyarakat Tionghoa pohon ini mempunyai makna keberuntungan. Jadi bukan cuma jadi pajangan tapi ada maknanya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Asong sendiri sudah menekuni usaha ini selama 12 tahun. Untuk proses pembuatan pohon Mei Hua sendiri terbuat dari akar pohon hutan yang didapatinya dari daerah pedalaman di Kalbar. Selain itu, ia juga menggunakan kawat, pot dan tentunya bunga plastik sakura warna-warni.
Dalam satu hari Asong bisa memproduksi dua hingga tiga buah pohon, khusus untuk ukuran kecil. Sedangkan untuk ukuran besar ia menghabiskan waktu dua sampai tiga hari pengerjaan tergantung tingkat kesulitan.
Untuk harga jualnya, satu pohon ukuran 60 cm dibanderol dengan harga Rp 300 ribu. Sementara untuk ukuran 1,7 meter hingga 2,5 meter harganya bisa mencapai Rp 2-3 juta tergantung bentuk dan ukuran akar pohon Mei Hua.
Pembuatan pohon Mei Hua. Foto: ydia Salsabilla/Hi!Pontianak
“Harga tergantung ukuran juga segi model dari akar pohon. Modelnya kalau agak unik dan langkah kemungkinan harga jualnya agak tinggi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat yang ingin membeli pohon ini dapat mengunjungi jalan Sungai Raya Dalam (Serdam) tepatnya tidak jauh dari Sekolah Gembala Baik.
“Pohon ini bisa bertahan hingga lima sampai tujuh tahun. Cukup awet jika dipajang sepanjang tahun di dalam rumah,” pungkasnya.