Konten Media Partner

Melihat Perkembangan Pasar Pontianak di Era Belanda

11 Maret 2020 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasar Parit Besar di zaman Belanda. Foto: repro KITLV
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Parit Besar di zaman Belanda. Foto: repro KITLV
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Beragam bangunan bersejarah di Kota Pontianak tampak masih berdiri kokoh, salah satunya adalah kawasan Pasar Pontianak, yang memiliki riwayat yang cukup panjang.
ADVERTISEMENT
Menurut Sejarawan Pontianak, Syafaruddin Usman, dalam catatan sejarahnya mengatakan, area perdagangan mulanya ditempatkan di sepanjang aliran Sungai Kapuas Kecil.
Ia mengatakan, pada abad 20, aktivitas perdagangan Pontianak marak dengan kegiatan ekspor impor. Fasilitas utama dalam kawasan ini adalah pelabuhan, dengan sarana pendukung seperti bangunan dan dermaga.
"Kompleks pelabuhan terletak di Fabriek Weg (Jalan Pabrik, sekarang Jalan Pak Kasih), terdapat kantor kepala pelabuhan, kantor imigrasi, kantor bea cukai, kantor notaris, kantor maskapai pelayaran KPM, dan gudang perusahaan ekspor impor NV Borneo Sumatera Handel Maatschapiij (Borsumij)," jelasnya, Rabu (11/3).
Sedangkan sebelah timur kompleks pelabuhan, di muka kompleks pemerintahan dan militer, terdapat gudang, dan kantor Firma Geo Wehrij sejak 1925, dan NV Borsumij sejak 1917, serta Volkscrediet Bank yang berdiri sejak 1917.
ADVERTISEMENT
Kedua perusahaan itu berdampingan dengan kompleks pasar yang diresmikan sebagai lembaga pasar, dan dikelola pemerintah sejak 1919 yaitu lembaga Pasar Fonds.
"Kompleks pasar saat itu merupakan pasar sentral, dan pasar permanen satu-satunya di Pontianak, yang menjadi pusat distribusi dari berbagai komoditas. Pemerintah kolonial membaginya ke dalam beberapa area sesuai komoditas," paparnya.
Pasar kain di bagian barat, ke timur di sisi Sungai Kapuas terdapat pasar ikan, dan daging, lalu pasar sayur, sedangkan deretan ruko juga terdapat rumah direktur pabrik batu bata.
Pasar Ilir Pontianak di tempo dulu. Foto: Repro KITLV
Timur kawasan pasar terdapat Komedie Weg (Jalan Hiburan, di jalan-jalan ini tersedia fasilitas hiburan, kini Jalan Mahakam), terdapat dua bioskop yaitu Orient Bioscoop, dan Capitol Bioscoop. "Di seberang dua bioskop ini masih di Voorstraat di muka pasar terdapat dua bioskop lain, Ng A Tje Bioscoop dan Borneo Bioscoop," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain bioskop, Syafaruddin mengatakan, terdapat pula Societet La Belle yang merupakan gedung perkumpulan semacam klub hiburan orang Eropa, dan elite pribumi di Jalan Societet, di sisi barat kompleks pasar.
"Kompleks pasar juga dilengkapi terminal di belakang pasar kain dan muka pasar di Voorstraat," tambahnya.
Selanjutnya, angkutan mobil umum (oplet) mulai aktif dioperasikan sejak 1920-an. Oplet ini berderet di Voorstraat sepanjang muka Pasar Pontianak menunggu penumpangnya.
Bentuk dasar pasar berupa deretan toko dengan sistem pintu. Bangunan pasar dibangun kembali menggunakan batu, masyarakat menyebutnya rumah batu, beratap sirap. "Renovasi bangunan ruko mengubah struktur bangunan ruko dengan membuat bak air di lantai dasar sebagai ganti tong air," ucapnya.
Perubahan fisik pasar, terutama dikarenakan larangan Pasar Fonds menggunakan kayu sebagai bahan utama bangunan dan atap rumbia, untuk mencegah terjadinya kebakaran.
ADVERTISEMENT
Kelenteng adalah bagian dari Pasar Pontianak yang direnovasi menggunakan material batu pada 1912. "Renovasi bangunan pasar dilakukan secara besar-besaran pada 1927 dan 1930, dilakukan pada lebih 100 toko, dan pembangunan satu blok baru di area Pasar Tengah pada 1927-1928. Renovasi Pasar Oeloe tidak kurang dari 250 ruko pada 1930," jelasnya.
Pembangunan kembali ruko-ruko pasar diselenggarakan oleh Pasar Fonds bersama Platselijk Fonds dilaksanakan Roestenbarg, seorang pemborong (aaunemer) asal Belanda. Selain bangunan permanen, bentuk fisik Pasar Pontianak mencakup parit dan bangunan nonpermanen.
"Parit di Pasar Pontianak terdiri tiga parit, masing-masing Parit Pekong, Kanal Pintu Air, dan Parit Besar," paparnya.
Ia mengatakan, Parit Besar berada di area inti (core area) Pasar Pontianak, di antara area Pasar Tengah dan Pasar Oeloe. Kanal pintu air memisahkan antara area Pasar Tengah dengan Pasar Ilir.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, Parit Pekong merupakan batas barat Pasar Pontianak, di mana Kanal Pintu Air dan Parit Pekong mengapit Pasar Ilir.
"Bangunan nonpermanen di Pasar Pontianak didirikan antara deretan ruko. Bangunan nonpermanen berupa warung tenda diadakan sepanjang malam dengan atal kain kepar atau drill, harus sudah dibongkar setelah lewat tengah malam. Ini dikenal dengan sebutan pasar malam Pontianak," tutupnya.