Konten Media Partner

Mengaku Suami Pernah Disantet di Pontianak, Pegawai BSSN Ogah Pindah ke IKN

27 Januari 2025 10:19 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Titik Nol Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN). Seorang ASN sebut takut pindah ke IKN karena pernah alami santet saat suaminya bertugas di Pontianak. Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Titik Nol Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN). Seorang ASN sebut takut pindah ke IKN karena pernah alami santet saat suaminya bertugas di Pontianak. Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Mengaku punya pengalaman pahit, suami pernah disantet saat bertugas di Pontianak, Kalimantan Barat, seorang pegawai Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengaku keberatan dipindah ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkannya dalam sebuah diskusi bersama sejumlah stakeholder, termasuk Otorita IKN.
Menanggapi pernyataan itu, Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin meminta para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditugaskan ke IKN jangan membayangkan Kalimantan seperti zaman dahulu, walau ia tak menutup mata soal keberadaan s4ntet.
“Santet, believe or not believe, saya pernah mengalami. Tapi santet itu di Banyuwangi ada, di Banten ada, di mana saja juga ada. Jadi, tergantung dari kita lah, di mana-mana saya pikir ada," ungkap Alimuddin dilansir dari instagram @tanahbumbuinfo.
Alimuddin bilang, memang ada hal-hal mistis di Kalimantan zaman dulu seperti ngayau atau tradisi berburu kepala. Namun, hal tersebut sudah selesai dan tak ada lagi. Alimuddin menegaskan tradisi ngayau sudah dibereskan melalui Perjanjian Tumbang Anoi pada 1894.
ADVERTISEMENT
“Kenapa saya tahu? Karena tesis saya nulisnya itu. Jadi, mindset-nya diubah, Kalimantan tidak seperti yang Anda bayangkan, tidak seperti yang kita bayangkan zaman dulu mau jalan-jalan takut," tambahnya.