Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Mengenal Asmako, Sosok di Balik Kesuksesan Kopi Lokale di Pontianak
23 Desember 2019 11:04 WIB
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Di Pontianak, brand kopi Lokale, tak kalah populer dengan kopi Aming atau kopi Asiang. Kopi Lokale yang merupakan brand lokal Pontianak, bahkan menjadi "tuan rumah" di pasar "kopi kekinian" yang saat ini tengah booming di Pontianak.
ADVERTISEMENT
Berdiri sejak 2017, Asmako, warga asli Kota Pontianak ini, sudah mulai menjajakan kopi susunya, dengan bermodalkan sebuah gerobak di Jalan Siam.
"Waktu di zaman itu, belum ada 'kopi kekinian' (di Pontianak). Saya lihat peluang kopi kekinian, karena belum ada di Pontianak. Saya berjualan dengan menggunakan gerobak, dan hanya satu menu. Itu dia kopi susu," katanya, saat ditemui Hi!Pontianak, di salah satu gerainya, Senin (23/12).
Asmako mengaku ia tak ada latar belakang pendidikan di dunia perkopian. Hanya berbekal kecintaannya terhadap kopi, pria berusia 32 tahun ini terus mengulik dan mencari resep yang tepat di lidah masyarakat. "Saya ngopi setiap pagi, cari tahu sendiri, dari internet, nyoba terus, sampai akhirnya menemukan resep yang pas," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ia menceritakan, pada saat itu, kopi yang terjual masih sebanyak 20-an gelas perhari. Berbeda ketika ia telah mencoba membuka gerai, dan menghabiskan sebanyak 300 hingga 500 gelas setiap harinya.
Asmako mulai membuka gerai pertamanya pada 2018, di Jalan M Sohor, Gg. Sederhana. "Setelah saya buka tempat yang kedua, di Setia Budi, itu baru dikenal. Akhirnya saya branding dengan baik," jelasnya.
Hingga saat ini, ia telah memiliki 10 cabang di Kalimantan Barat. Tujuh di antaranya berada di Kota Pontianak. Sedangkan tiga sisanya, tersebar di Sintang, Singkawang, dan Ketapang. Ia mengatakan, menu yang paling banyak diminati yakni kopi susu light dan macchiato.
Kopi Lokale sendiri merupakan kopi yang dibuat dengan teknik manual brew. Asmako memilih menggunakan moka pot, untuk menghasilkan citarasa kopi yang enak.
ADVERTISEMENT
"Saya pakai beans dari luar. 70 persen dari arabika, 30 persen dari robusta. Espresso maker kita pakai moka pot, dari zaman dulu, waktu masih jualan pakai gerobak," paparnya.
Nama Lokale sendiri dipilihnya, karena ingin menunjukkan bahwa brand tersebut merupakan produk lokal, dan melekat di telinga masyarakat.
Pria lulusan Sekolah Tinggi Widya Dharma ini mengaku tak takut untuk bersaing melawan kompetitor. "Kita akan selalu meningkatkan brand, service, untuk menghadapi kompetitor. Asal jangan meniru. Kalau kita meniru, kita akan selalu ada di belakangnya," jelasnya.
Ke depan, Asmako akan mengusung konsep Lifesyle Drink. "Minuman gaya hidup. Tak hanya fokus menjual kopi. Jadi tidak semua menu kopi yang kita sajikan. Orang yang gak bisa minum kopi, juga bisa minum dengan tawaran menu enak lainnya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ia mulai membuka cabang di wilayah Denpasar untuk mengenalkan produk Lokale ke luar Kalbar. "Saya sudah mau buka di Denpasar. Harapan saya semoga bisa masuk kancah nasional, berkembang dan bisa hadir di kota-kota di Indonesia. Dengan produk lokal, itu jadi kebanggaan sendiri," tuturnya.