Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Mengenal 'Kampung Kembar' di Jalan Cendrawasih Singkawang
24 Februari 2021 9:49 WIB
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Jangan terkejut jika kamu menemui banyak orang yang mirip, ketika datang ke Jalan Cendrawasih, Kelurahan Melayu, Kecamatan Singkawang Barat, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Sebab, dari data yang dihimpun Hi!Pontianak, setidaknya ada 13 pasangan kembar yang berasal dari kawasan tersebut. Kebanyakan dari mereka adalah kembar identik.
Ada pasangan kembar yang memiliki jenis kelamin sama, ada pula yang kembar pria dan wanita. Usianya pun beragam. Dari yang lansia, balita, hingga bayi.
Menurut salah satu warga Jalan Cenderawasih, Herry Sawal, mengatakan, fenomena kembar dalam satu kawasan itu terjadi akibat faktor genetik dan berlangsung secara turun temurun dalam satu keluarga.
"Tidak ada cerita penyebabnya apa dan mulai kapan. Tapi, saya menduga mungkin karena faktor genetik. Soalnya Mama saya ini kembaran laki-laki dan perempuan. Namanya, Arif Jaelani dan Maelama Jaelani. Nah terus dapat anak, kembar lagi. Lalu ada lagi sepupu saya juga dapat anak kembar.
ADVERTISEMENT
Arif dan Maelama adalah pasangan kembar pertama yang lahir di kawasan itu. Belakangan, pasangan kembar tak hanya lahir dari garis keturunan Arif dan Maelama. Dari keturunan dari adik kakaknya juga ada yang kembar.
Herry menyebut sejumlah pasangan kembar yang masih tinggal di sana atau berasal dari Jalan Cendrawasih.
Herry menambahkan, orang kembar di kawasan itu hidup normal, sehat, dan tumbuh sampai dewasa. Repotnya, kadang ada kekeliruan menyapa karena kemiripan wajahnya.
Dido, salah satu pasangan kembar yang berasal dari Jalan Cenderawasih, mengatakan, pasangan kembar memang cukup banyak yang berasal dari kawasan itu. "Betul, ini adalah Kampung Kembar. Kenapa saya bilang seperti itu, karena tak hanya keluarga kami yang kembar. Bahkan ada warga Tionghoa yang tinggal di sana, anaknya juga kembar," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Ini saya tak tahu juga mengapa bisa terjadi. Entah dari makanannya, lingkungannya, atau gimana. Tapi yang kembar itu memang bukan hanya yang berasal dari keluarga kami," tambahnya.
Herry menambahkan, Jalan Cendrawasih memang diisi oleh para keluarga keturunan Abdul Qadir Zailani, terutama dari garis keturunan Zailani Abdul Qadir. "Orang dulu menyebutnya ini Kampung Darat. Karena ada dua kelompok masyarakat Tambi yang berasal dari India, yang ikut menyebarkan Islam di Singkawang. Satu kelompok menghuni di depan Masjid Raya, satu kelompok lagi ada di Jalan Cendrawasih ini. Yang di Cendrawasih ini dulu dihuni oleh keturunannya Zailani Abdul Qadir, dan disebut Kampung Darat. Namun belakangan banyak juga warga dari luar garis keluarga yang kini tinggal di sana," paparnya.
ADVERTISEMENT