Konten Media Partner

Mengenal Lepat Lau, Makanan Khas Lebaran di Kalbar

11 Mei 2021 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Wajok Hilir membuat lepat lau. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Warga Wajok Hilir membuat lepat lau. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Setiap daerah tentunya memiliki makanan khas, khususnya untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Begitu juga dengan masyarakat di Desa Wajok Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Menjelang Lebaran, mereka membuat lepat lau, untuk disajikan pada perayaan Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Lepat Lau merupakan makanan yang berbahan dasar dari beras pulut ketan putih. Pembuatannya pun tak begitu sulit, hanya dibutuhkan daun pisang, untuk membungkus pulut ketan yang sudah dicetak, serta cetakan yang terbuat dari kayu.
Nur Asma, warga Desa Wajok Hilir, mengatakan warga di sekitar rumahnya, rutin membuat Lepat Lau sebagai suguhan untuk disajikan pada Hari Raya. Lepat Lau yang sudah matang, lebih nikmati disantap atau dicocol dengan rendang daging.
Asma juga menjelaskan proses pembuatan Lepat Lau tersebut, pertama adalah merebus setengah matang ketan dengan santan, kemudian ketan tersebut dicetak dengan cetakan khusus dan dibungkus dengan daun pisang muda. Lepat Lau dicetak dengan bentuk ukuran memanjang.
Lepat Lau dibuat pada cetakan yang terbuat dari kayu. Foto: Dok Hi!Pontianak
“Prosesnya pulut itu dicetak dalam cetakan yang terbuat dari kayu, setelah itu dibungkus pakai daun pisang, dan setelah itu diikat menggunakan tali rapiah, dan siap untuk dimasak lagi supaya pulutnya lebih terasa,” jelas Asma, Selasa, 11 Mei 2021.
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, ia selalu mendapatkan orderan untuk membuat Lepat Lau, Asma mengatakan, terkadang orderannya mencapai ratusan bungkus, terlebih menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha. “Banyak yang mesan, terutama dekat-dekat rumah, ada juga yang dari luar,” ucapnya.
Asma melanjutkan proses pembuatan makanan khas tersebut, setelah dibungkus daun pisang, Lepat Lau tersebut langsung dikukus menggunakan dandang hingga matang.
Setelah matang, Lepat Lau diangkat dari dandang dan siap sajikan. Makanan ini, kata Asma, bisa tahan atau tidak basi hingga satu minggu kedepan.
“Setelah diikat tinggal dimasukan kedalam dandang untuk direbus, kalau sudah matang udah bisa di makan, bahkan dimakan pakai rending daging lebih teraasa enaknya,” jelas Asma.
Asma merupakan warga desa Wajok Hulu yang sejak kecil ia sudah membantu orang tuanya untuk membuat Lepat Lau ini, awalnya Asma mengatakan, keluarganya membuat makanan ini untuk disajikan bersama keluarga, namun setiap tahunnya banyak masyarakat yang datang kerumahnya untuk memesan Lepat Lau ini.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itulah, ia dan keluarganya menerima pesanan Lepat Lau untuk sajian khas saat hari raya, ia juga menjualnya melalui media sosial.
“Awalnya membantu orang tua, belajar cara membuatnya, kita buat setiap tahun, banyak warga yang datang memesan juga, akhirnya kita terima sampai sekarang kita juga pasarkan ke media sosial sebelum hari raya,” pungkasnya.