Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Mengenal 'Takui Tupik', Topi Khas Dayak Uud Danum yang Dipakai Bupati Sintang
8 Agustus 2020 10:17 WIB
ADVERTISEMENT
Hi!Sintang - Ada pemandangan berbeda saat Bupati Sintang, Jarot Winarno menghadiri dialog publik dengan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) di Aula Panca Setya 2. Jarot biasanya tanpa memakai topi dan jika mengenakannya pun itu topi kedinasan.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam acara tersebut Jarot Winarno memakai topi jenis fedora. Bedanya, topi tersebut terbuat dari rotan yang dianyam dengan motif khas. Namanya 'Takui Tupik', topi anyaman rotan khas Dayak Uud Danum, Kabupaten Sintang, Kalbar.
"Itu adalah topi anyaman rotan yang dibuat masyarakat Desa Buntut Ponte, Kecamatan Serawai," kata Rudy Andryas, Anggota DPRD Sintang yang juga masyarakat Dayak Uud Danum, Sabtu (8/8).
Ia mengatakan, topi tersebut saat ini belum begitu banyak dibuat oleh masyarakat setempat. Topi dengan anyaman khas itu biasanya dijadikan unyuk hadiah atau cendera mata pada tamu-tamu yang datang.
"Yang buat belum banyak. Merek hanya sekedarnya saja. Selain untuk tamu, ada juga yang dijual. Harganya sekitar Rp 250-300 ribu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Saat berkunjung ke Desa Buntut Ponte, Kecamatan Serawai, Bupati Sintang, Jarot Winarno meminta warga setempat untuk mengembangkan kerajinan anyaman tangan. Sebab, kerajinan anyaman tangan bisa dijadikan salah satu produk unggulan desa yang bernilai tinggi dan bisa dijadikan produk unggulan desa.
"Saya duduk di sini, banyak terpajang di dinding anyaman yang sangat bagus. Saya pergi ke Jakarta rata-rata mereka minta kerajinan yang tidak pakai warna-warna atau yang polos. Itu laku. Kalau kita buka pameran cepat itu laku," ucap Jarot.
Oleh karena itulah, kalau di Desa Buntut Ponte ini punya potensi, hendaknya dikembangkan. "Kalau di sini potensinya anyaman dari rotan, kenapa tidak kita kembangkan secara besar-besaran. Nantinya bisa di pasarkan lewat BUMDes, baik itu berupa topi, tas dan kerajinan anyaman tangan lainnya. Saya liat potensi di sini sangat bagus," pungkas Jarot.
ADVERTISEMENT