Konten Media Partner

Mengenang Karya Sataruddin Lewat Buku 'Antologi Drama Kesenian Tradisi Mendu'

30 November 2020 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran buku 'Antologi Drama Kesenian Tradisi Mendu'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran buku 'Antologi Drama Kesenian Tradisi Mendu'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Mengenang Karya Sataruddin Lewat Buku 'Antologi Drama Kesenian Tradisi Mendu'
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Budayawan Kalimantan Barat, Sataruddin Ramli, memang telah tiada. Namun, jasa dan karya tulisannya yang meneduhkan hati akan selalu dikenang sepanjang masa.
Mengenang sosok seniman dan maestro Kalbar itu, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) gelar peluncuran buku 'Antologi Drama Kesenian Tradisi Mendu' karya Sataruddin Ramli yang digagas atau didokumentasikan kembali oleh Muhammad Faozi Yunanda.
Ada 10 naskah terbaik mendiang Satar yang telah ditulis kembali dalam buku tersebut. Faozi atau disapa Ozi menyebutkan, butuh dua tahun baginya untuk melakukan penelitian dan pengarsipan karya mendiang Satar.
"Saya pribadi sudah lama ingin mengarsipkan karya-karya seni yang ada terutama karya Pak Satar. Kurang lebih 2 tahun mencoba untuk kumpul dengan kawan-kawan, berdiskusi akhirnya lewat program inilah saya coba masukan dan bisa terlaksana," kata Ozi, Senin, 30 November 2020.
Peluncuran buku 'Antologi Drama Kesenian Tradisi Mendu'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
Dalam proses pengumpulan data tersebut, Ozi bercerita sempat terjadi beberapa kendala. Di mana beberapa naskah ada yang sudah lapuk hingga sobek karena tidak di arsipkan dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Dari situlah kemudian saya pribadi harus merawat kesadaran saya. Kalau menurut bahasa saya, ini harta karun yang terpendam yang harus diangkat," ungkapnya.
Tidak hanya karya mendiang Satar, lanjut Ozi, banyak karya pegiat seni Kalbar yang harus diselamatkan dengan melakukan pengarsipan karya. Dengan peluncuran buku ini, Ozi pun berharap banyak pegiat seni yang juga turut berkontribusi dalam menyelamatkan karya-karya seni lainnya.
"Saya mewakili kawan-kawan pekerja seni ingin menyampaikan bahwa kita harus bisa merawat kesadaran kita untuk mengarsipkan karya-karya karena sangat banyak juga seniman yang telah melahirkan karyanya tetapi tidak di amannkan. Sebagai pegiat seni jangan lupa pula harus punya kesadaran sama-sama untuk bagaimana itu bisa di jadikan arsip yang rapi dan baik. Sehingga bisa terus dibaca dan abadi," jelas Ozi.
Peluncuran buku 'Antologi Drama Kesenian Tradisi Mendu'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
Sementara itu, meskipun dirinya tidak terlalu sering bercengkrama dengan mendiang Satar. Namun, di matanya sosok maestro itu adalah guru dan teman yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
"Dia itu Bapak, guru dan bisa menjadi teman. Walaupun secara intensitas tidak selalu sering untuk masalah penjumpaan tapi memang dari abang-abang saya, guru saya yang dididik langsung oleh beliau, menceritakan gambaran sosok beliau seperti itu," bebernya.
Dengan penanda peluncuran buku ini, Ozi berharap buku ini dapat dimanfaatkan oleh pegiat seni lainnya. Ozi juga berencana akan membuat sebuah pekan pentas seni sebagai langkah selanjutnya peluncuran buku ini.
"Harapannya buku ini bisa aplikatif. Jadi, secara distribusi buku ini bisa di distribusikan ke sanggar-sanggar, sekolah, perpustakaan daerah dan perpustakaan alternatif lainnya. Kemudian, secara bentuk pertunjukan, harapannya naskah-naskah dalam buku ini bisa dipentaskan oleh komunitas teater yang ada di Pontianak," pungkasnya.