Konten Media Partner

Menikmati Bakmi 68 Singkawang, yang Dilempar-lempar Sebelum Dimakan

10 Februari 2020 16:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liu Tjan Ngiap melempar bakminya. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Liu Tjan Ngiap melempar bakminya. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Direbus, lalu dilempar-lempar, merupakan cara pembuatan dari Bakso Sapi Bakmi Ayam 68. Tempat makan tersebut merupakan tempat makan legendaris yang berada di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Berada di Jalan Pangeran Diponegoro No 68, Singkawang Barat, tempat makan ini menyajikan berbagai macam menu makanan, mulai dari Mi Bakso Spesial 68, Sop Bakso Tahu, Sop Bakso Sapi, Kwe Tiaw Bakso, dan lain sebagainya.
Liu Tjan Ngiap, merupakan generasi kedua dari ayahnya. Sebelumnya, ayahnya berjualan dengan menggunakan gerobak, hingga akhirnya pada 1974, Tjan Ngiap mampu menyewa ruko.
Para pengunjung menikmati mi buatan Liu Tjan Ngiap di kedainya. Foto: Teri/Hi!Pontianak
"Dulu waktu tahun 1974 jualan masih pakai gerobak. Dulu dari ayah saya berjualan, lalu diturunkanlah ke saya, sampai saat ini," jelasnya kepada Hi!Pontianak, Minggu (9/2).
Tjan Ngiap mengatakan, ia membuat makanan tersebut dengan komposisi yang halal. Makanan yang paling digemari pembeli adalah mi kuning, karena mi kuning yang ia sajikan merupakan produksi sendiri.
ADVERTISEMENT
"Iya, mi kuningnya kita produksi, buat sendiri. Yang paling banyak dipesan ini mi kuning inilah (yang dilempar-lempar)," ucapnya.
Selain membuat mi, Liu Tjan Ngiap kerap melayani permintaan pengunjung untuk berfoto degannya. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Di Kota Singkawang, ia merupakan pelopor dari penjualan mi lempar. Ia mengatakan, teknik pembuatan dilempar ini merupakan caranya sendiri, agar mi yang sajikan tidak lengket dan lebih enak.
"Mulai jual dengan cara dilempar pada tahun 1970-an, baru dilempar. Karena kalau dilempar tidak lengket, jadi lebih enak," paparnya.
Citarasa yang disajikan dari mi lempar ini cukup gurih, dengan sajian kaldu sapi yang lezat, tekstur dari mi kuning tersebut terasa lembut, dipadu padankan dengan sawi, tauge, telur goreng yang dipotong-potong, daging, dan jeroan.
Liu Tjan Ngiap sedang menyiapkan mi pesanan pelanggannya. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Pria berusia 71 tahun ini mengatakan, pengunjung lebih ramai pada saat perayaan Cap Go Meh.
ADVERTISEMENT
"Lebih ramai ini Cap Go Meh, kita juga tidak pernah menghitung berapa banyak mi kuning yang diproduksi, kalau habis ya bikin, begitu terus. Kemarin ada wisatawan dari Korea datang pakai bus, itu ramai sekali sampai duduk di pelataran depan," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, usaha makanan tersebut akan ia turunkan kepada anak-anaknya. Hingga saat ini, Bakso Sapi Bakmi Ayam 68 tersebut juga membuka cabang di daerah Cengkareng, Jakarta Barat.
"Itu anak-anak, dan keponakan sudah ada, bisa juga buatnya. Anak saya juga ada yang buka di Jakarta, tapi ini dia lagi pulang ke sini, bantu-bantu, karena Cap Go Meh (di Singkawang) selalu ramai," tukasnya.
Mi Ayam komplit adalah salah satu menu andalan di Bakmi 68 Singkawang. Foto: Teri/Hi!Pontianak