news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menikmati Tumpeng Puding ‘UtiPonti’ dari Pontianak

Konten Media Partner
29 Februari 2020 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpeng puding 'UtiPonti'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Tumpeng puding 'UtiPonti'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Menikmati sajian tumpeng nasi kuning lengkap dengan lauknya yang khas itu sudah biasa. Namun, apa jadinya jika tumpeng diganti dengan bahan makanan selain nasi? Seperti puding atau buah.
ADVERTISEMENT
Puding biasa dijadikan hidangan penutup usai menikmati hidangan utama. Namun, di tangan Tri Sutrisno atau kerap disapa Uti pemilik usaha makanan ‘UtiPonti’ ini manis dan kenyal, puding dan buah-buahan segar dibentuk menjadi tumpeng tradisional.
Sebelum menjalankan bisnis puding tumpeng, Uti sendiri memang telah menggeluti usaha nasi tumpeng dan aneka dessert, seperti puding sejak tahun 2016. Namun, belakang rajin melakukan inovasi serta mengasah kreativitasnya terutama puding, banyak orang menyukai hasil karyanya.
“Untuk yang puding sebenarnya sudah lama dari tahun 2014 tapi kalau dikreasikan jadi tumpeng ini baru sebulanan. Jadi, awalnya pun iseng-iseng pas lebaran sajikan untuk keluarga biar tidak berlalu biasa ada buah mangga saya tata-tata lah itu. Ada yang tanya jual nggak, saya bilang enggak,” kata Uti kepada Hi!Pontianak, Sabtu (29/2).
Puding buah yang dibuat 'UtiPonti'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
“Sekali kemarin ada teman ulang tahun, bosan dengan kue-kue biasa, jadi saya bikin kan puding. Coba jual responnya bagus. Semakin ke sini, semakin banyak yang order, karena tahu dari mulut ke mulut dan saya promosikan melalui media sosial. Jual puding buah mungkin banyak, tapi kalau berbentuk tumpeng kan enggak,” timpal Uti.
ADVERTISEMENT
Seperti nasi tumpeng, kata Uti, proses pembuatannya memang sedikit rumit bagi para pemula. Namun bagi Uti, meskipun tergolong baru dirinya sudah cukup piawai menyelesaikan pesanan tumpeng puding.
“Kalau sulit sih relatif, tetapi memang proses pembuatannya cukup lama karena harus nunggu pudingnya itu benar-benar mengeras biar mudah di dirikan seperti tumpeng, dalamnya juga maka harus sabar menunggu keringnya. Makanya, kalau ada yang mau order harus 6 jam sebelum pengambilan. Selain itu pemilihan buah yang tepat, dan penataan warna buah juga harus tepat biar enak dipandang,” ujarnya.
BerLatar belakang pendidikan yang sangat berbeda tidak membuat Uti mengikuti jalur arsitektur yang diambilnya saat masih kuliah. Berbekal pengalaman turun temurun dari orang tua dan kecanggihan teknologi saat ini membuat segala sesuatu menjadi dapat dipelajari dengan mudah.
Makanan yang disjaikan 'UtiPonti'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
“Nggak ada basic apa-apa cuman sekedar suka masak. Belajar autodidak, melalui YouTube. Mulai dari mengolahnya, buat garnis, penataan kuenya. Selain itu karena mama juga terjun di bidang yang sama yakni kuliner,” ucap Uti.
ADVERTISEMENT
“Lulus kuliah sempat freelance dulu, nah begitu freelance saya masih mau lanjut usaha. Waktu itu saya coba jual kue-kue kampung ke teman-teman. Pertama pasti responnya naik turunkan. Tapi saya pikir mungkin kalau nge-push lebih kuat, marketing usaha lebih dikuatkan akan bagus. Akhirnya saya dan mama coba tumpeng. Sejak itu makin banyak orderan mulai lah coba kreasi lain seperti dessert, rujak, salad dan puding,” timpalnya.
Berasal dari lingkungan keluarga yang juga terjun di dunia kuliner membuat Uti memiliki keinginan yang kuat untuk membuka sebuah usaha, terutama di bidang kuliner saat di bangku SMA. “Waktu saya lulus SMA tuh sebenernya pengin usaha jadi begitu pasti kelas 3 SMA, kan ada pelajaran tambahan nah disitu teman-teman biasanya cari makan siang jadi saya tawarkan katering makan siang. Mama yang masak, saya yang jual,” ungkapnya.
Sajian 'yang dibuat oleh 'UtiPonti'. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
Kini, setiap harinya dia bisa melayani kurang lebih 8 puding tumpeng. Harga tiap puding kreasi yang dibuatnya pun bervariasi, tergantung model dan ukuran serta tingkat kerumitan. Harganya dibanderol mulai Rp 100 ribu hingga Rp 175 ribu.
ADVERTISEMENT
Diakui Uti kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan buatnya. Dia pun selalu berusaha memperbarui kreasi puding buatannya, agar para pelanggan tak bosan. Agar hasil puding kreasinya selalu cantik, maksimal dan memuaskan.
Saat ini, katanya, puding tumpeng menjadi favorit para pelanggannya. Karena puding ini dinilai cocok untuk dijadikan hantaran, juga cocok untuk acara ulang tahun, pernikahan atau untuk dinikmati sendiri. (Lydia Salsabilla)