Merawat Tradisi di Tanah Kusuma Negara Sekadau lewat Adat Batas Negeri

Konten Media Partner
14 Desember 2019 15:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arak-arakan dari depan Masjid Jami' At Taqwa menuju depan Istana Kusuma Negara. Foto: Dina Mariana/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Arak-arakan dari depan Masjid Jami' At Taqwa menuju depan Istana Kusuma Negara. Foto: Dina Mariana/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Istana Kusuma Negara Sekadau, Kalimantan Barat, menggelar Adat Batas Negeri, Sabtu (14/12). Berbagai prosesi adat, tradisi dan budaya ditampilkan sebagai upaya untuk melestarikannya.
ADVERTISEMENT
Beragam prosesi adat dilakukan mulai dari arak-arakan Raja-raja, injak telur, manik beladau, nerojun aik, nyamut tamu, makan betalam dan lain sebagainya. Acara tersebut akan dilaksanakan mulai 14-20 Desember 2019.
Raja Kusuma Negara Sekadau, Pangeran Agung Gusti Muhammad Effendi Sri Negara II mengatakan, Adat Batas Negeri berarti membuang seluruh penyakit dan hal-hal yang mengganggu lainnya.
“Asal muasalnya dulu itu Adat Batas Kampung. Sehingga, Adat Batas Negeri ini menjadi implementasi pelestarian adat budaya yang ada di tanah Kusuma Negara Sekadau,” ujarnya.
Prosesi injak telur. Foto: Dina Mariana/Hi!Pontianak
Pangeran Agung Gusti Muhammad Effendi Sri Negara II berharap, agar acara tersebut dapat terus berlangsung, demi terciptanya identitas diri sebagai bangsa yang besar dan berbudaya. Untuk itu, kata dia, dukungan Pemkab Sekadau sangat dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
“Saya yakin bahwa Pemda Sekadau akan mendukung segala upaya untuk melestarikan adat istiadat dan budaya, terutama Adat Batas Negeri Kusuma Negara ini,” ucapnya.
Pangeran Agung Gusti Muhammad Effendi Sri Negara II juga memiliki harapan yang besar, agar Adat Batas Negeri bisa disinergikan dengan Hari Jadi Kabupaten Sekadau yang hampir sama pelaksanaannya. Diketahui, bahwa HUT Kabupaten Sekadau diperingati setiap 18 Desember.
“Sehingga akan berdampak pada dunia pariwisata dan berpengaruh pada perekonomian masyarakat Sekadau,” ungkapnya.
Pertunjukan silat dihadapan Raja-raja dan Forkopimda Kabupaten Sekadau. Foto: Dina Mariana/Hi!Pontianak
Sekretaris Daerah Kabupaten Sekadau, Zakaria mengatakan, Adat Batas Negeri Kusuma Negara pertama kali dilaksanakan. Ia mengatakan, bersamaan dengan Desember ada Hari Jadi Kabupaten Sekadau yang sudah ditetapkan dengan Perda tanggal 18 Desember setiap tahunnya.
“Kalau memang ini kita satukan, malah lebih baik lagi. Lebih efektif, karena didalam Perda tentang Hari Jadi Kabupaten Sekadau itu agenda wajibnya 2, pertama apel, kedua sidang paripurna DPRD,” jelas Zakaria.
ADVERTISEMENT
“Alangkah baiknya formalnya di Kantor Bupati yang informalnya untuk memeriahkan di masyarakat ya dilaksanakan oleh kerja sama dengan Istana Kusuma Negara ini. Kalau ini bisa dijadwalkan saya rasa lebih bagus, efektif dan dua-duanya berjalan karena tujuan kita untuk menyejahterakan masyarakat, menghibur masyarakat,” timpal Zakaria.
Ia mengatakan, Istana Kusuma Negara telah dikenal dengan NKRI. Pada Juni tahun 1953, secara sukarela Raja Sekadau datang ke Jakarta menyerahkan administrasi Kesultanan Kerajaan kepada pemerintah untuk bergabung dengan NKRI sekaligus bergabung dengan Kabupaten Sanggau.
Iring-iringan raja-raja dan Forkopimda Kabupaten Sekadau bersama peserta lomba sampan bidar menyusuri Sungai Sekadau. Foto: Dina Mariana/Hi!Pontianak
“Apa yang dilakukan adat budaya ini pasti kita dukung. Apalagi sudah ada kesepakatan etnis yang diketahui Raja, dari MABM, DAD, MABT yang intinya kita siap menjadi NKRI harga mati,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalbar, Aminuddin mengatakan, pihaknya menyambut baik pelaksanaan Adat Batas Negeri Kusuma Negara. Menurutnya, Adat Batas Negeri merupakan suatu gawai budaya yang harus dilestarikan. “Kami sangat mendukung upaya untuk pelestarian ada dan budaya,” bebernya.
Ia berharap, acara tersebut dapat berkembang dan bisa menjadi event yang rutin dilaksanakan. “Kami melihat dalam acara ini banyak lomba-lomba juga, belangkah, bersyair, hadrah dan lain-lain, mudah-mudahan ini bisa dilestarikan. Sehingga, budaya-budaya kita tidak punah ditelan zaman,” pungkasnya.
Foto bersama usia pnenadtanganan Piagam Kusuma Negara Sekadau. Foto: Dina Mariana/Hi!Pontianak