Meski Jalan Hanya Bisa Merangkak, Pria di Sungai Pinyuh Terpaksa Tetap Dirantai

Konten Media Partner
28 Juli 2022 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mur, pria asal Sungai Piyuh yang hidup dengan kaki dirantai. Foto: M.Zain/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Mur, pria asal Sungai Piyuh yang hidup dengan kaki dirantai. Foto: M.Zain/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Mur, salah seorang warga Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, kakinya telah dirantai sejak beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Mur terpaksa dirantai kakinya, karena masalah kejiwaan yang dialaminya. Meskipun sudah tidak bisa berjalan dan hanya mengesot, Mur dikhawatirkan akan berjalan jauh. Serta sewaktu-waktu bisa mengganggu orang lain.
"Biasa suka mengamuk. Kemudian kalau dibiarkan, meski jalannya mengesot, bisa pergi sampai ke Sungai Pinyuh," ungkap adik angkat Mur, Kurnia Sari, kepada awak media, Rabu, 27 Juli 2022.
Mur mulai mengalami masalah kejiwaan, setelah mengalami kecelakaan bersama ayahnya pada 2008. Ayahnya meninggal di lokasi kecelakaan. Sedangkan Mur, harus dirawat di rumah sakit hingga selama 2 bulan, bahkan menjalani 2 kali operasi.
"Waktu itu kecelakaan sama bapak. Bapak langsung meninggal, dan abang dirawat di rumah sakit. Bahkan sempat 2 kali di operasi," ujar Kurnia.
ADVERTISEMENT
Kondisi Mur semakin parah sejak ibunya meninggal pada 2016. Sehingga sampai saat ini hanya Kurnia, dibantu warga setempat, yang merawat Mur sehari-hari.
"Itulah, kondisinya semakin parah setelah ibu meninggal. Karena tidak ada yang merawat, maka sampai harus dirantai," kata Kurnia.
Saat ini, Mur tinggal sendiri di rumah mendiang orang tuanya. Meksi terikat dengan rantai yang panjangnya sekitar 5 meter, Mur masih bisa makan dan mandi sendiri.