Mimpinya Sempat Dihina, Anak Sopir Angkot Buktikan Lulus Kuliah di Luar Negeri

Konten Media Partner
21 Juli 2021 11:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dian Nursiati lulus kuliah di Meiho University. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dian Nursiati lulus kuliah di Meiho University. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Cibiran atau sindiran tidak hanya dapat menjatuhkan mental seseorang, tetapi juga dapat menjadi motivasi untuk bergerak maju. Seperti yang dialami perempuan asal Bekasi bernama Dian Nursiati (22 tahun).
ADVERTISEMENT
Dicibir karena profesi orang tua seorang supir angkot, Dian membuktikannya mampu menempuh pendidikan hingga ke luar negeri. Hal itu diungkapkan Dian dalam unggahan di media sosial TikTok @diannursiati.
Dalam video itu, ia mengungkapkan dulu kerap dianggap sepele oleh tetangganya karena ingin kuliah di luar negeri. Bahkan, saat dirinya berkuliah di luar negeri, tetangga masih tak percaya dan menyangka dirinya sedang menjadi tenaga kerja Indonesia sebagai pambantu.
Dihubungi Hi!Pontianak, Dian menceritakan, bahwa motivasi terbesarnya untuk berkuliah ke luar negeri adalah untuk membungkam omongan tetangga yang menghinanya. Selain itu, ia juga ingin membuktikan bahwa anak sopir angkot juga bisa menempuh pendidikan yang layak.
"Sebelum mendapatkan pengumuman kelulusan (diterima atau tidak), salah satu tetangga di kampung ada yang bilang 'ga usah tinggi-tinggi, kaya gitu emang mampu', 'anak sopir angkot aja segala macam-macam khayalannya'," ungkap Dian, Rabu, 21 Juli 2021.
Dian Nursiati menyelesaikan pendidikannya di Meiho University. Foto: Dok. Pribadi
"Nggak selesai sampai situ, masih banyak omongan tetangga kampung yang menurut saya cukup menguji mental kedua orang tua. Tapi, Alhamdulillah bulan Juli 2017 hasil pengumuman dinyatakan (saya) diterima di Meiho University, September 2017 saya berangkat tanpa kendala," timpalnya.
ADVERTISEMENT
Dian merupakan mahasiswa lulusan Meiho University, Pingtung Taiwan, jurusan Bachelor of Information and Management. Ia berkesempatan menempuh pendidikan di sana karena mendapat beasiswa dari sekolahnya dulu, yakni SMK Bina Karya 1 Karawang pada tahun 2017. Selama di sana Dian mengikuti program kuliah dan magang kerja selama 4 tahun.
"Dari awal daftar sampai lulus alhamdulillah orang tua tidak pernah terlibat biaya 1 sen pun karena ini beasiswa parsial yang gratisnya itu hanya sebagian. Jadi sebagiannya (biaya) lagi dibayar dari hasil magang dan part time di luar. Tahun 2017, saya magang di Caesar Park Kenting Hotel, dan tahun 2018 sampai 2021 saya magang di PT. Kisaraki food, Zhutian, Taiwan," jelasnya.
Perjuangannya Dian tak berhenti di situ saja. Tanpa biaya sepeserpun dari orang tuanya, Dian harus rela menghabiskan waktu dengan bekerja part time demi membiayai kehidupannya sembari menyelesaikan pendidikannya.
ADVERTISEMENT
"Selama program magang, saya beberapa kali dapat kendala. Jadwal tidak sesuai karena corona akhirnya saya harus putar otak bagaimana caranya ketika nganggur tetap bisa bayar kuliah dan makan. Saya pun sempat part time di kebun buah, pelayan di restoran Yakiniku, juru masak dan cuci piring di warung tempura," ungkap Dian.
Itu semua dilakukan dian karena selain membayar kuliah dan kehidupan sehari-harinya, orang tua Dian di rumah juga mengalami kesulitan ekonomi. Sebab, angkot yang ditarik orang tuanya mulai sepi penumpang ditambah masa pandemi COVID-19.
Kini setelah menyelesaikan pendidikan dan telah pulang ke Indonesia, Dian menuturkan, ingin kembali bekerja di luar negeri. "Aku pengin kerja di luar lagi. Tapi InsyaAllah Agustus atau September ini kalau PPKM udah kelar aku mau ke Surabaya. Kerja di yayasan bareng bunda yayasanku dulu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT