Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Misteri Makna Mantra pada Prasasti 'Batu Bertulis' di Sekadau, Kalbar
31 Juli 2019 17:30 WIB
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak – Situs Batu Bertulis merupakan cagar budaya nasional yang terdapat di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Panjangnya sekitar 5,10 meter, dengan tinggi sekitar 2 meter di sebelah kiri, dan 3 meter pada bagian kanan.
ADVERTISEMENT
Situs Batu Bertulis terletak tepatnya di Dusun Pait, Desa Sebabas, Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Dari Ibu Kota Kabupaten Sekadau, jaraknya sekitar 68 kilometer dan hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua.
Kepala Disporapar Kabupaten Sekadau, Paulus Misi, mengungkapkan Batu Bertulis memiliki prasasti yang beraksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti tersebut pernah dibaca oleh Nicholaas Johannes Krom, seorang sejarawan Belanda, pada tahun 1926.
Berdasarkan analisis Krom, tulisan pada batu tersebut berisi mantra-mantra dalam bahasa Sanskerta, dan berasal dari abad 7 Masehi. Pada 1985, para ahli pun melakukan penelitan Batu Bertulis dan menyepakati usia situs tersebut.
Meski sudah terbaca tulisan yang ada pada pada Batu Bertulis. Tapi, hingga kini makna dan arti tulisan itu belum bisa diterjemahkan. “Pernah ada penelitian oleh arkeolog. Batu bertulis itu sudah menjadi situs nasional,” kata Misi, pada Hi!Pontianak, Rabu (31/7).
Di sisi lain, ada perbedaan pendapat di antara para peneliti batu tersebut. Ada yang menyebut tulisan pada batu tersebut berbentuk stupa dilengkapi dengan hiasan tongkat, pedang, dan payungnya yang berjumlah 7 stupa. “Situs Batu Bertulis merupakan salah satu peninggalan kerajaan Hindu di Sekadau,” ucap Misi.
ADVERTISEMENT
Saat ini, cagar budaya yang terpelihara Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur itu dijaga oleh Albinus Akin. Keunikan Prasasti Batu Bertulis beraksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta. “Keunikan batu itu, pertama, tunggal. Itu kan di perkampungan. Kedua, ada tulisan (aksara) Pallawa dan (berbahasa) Sanskerta,” kata Misi. (hp10)