Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Naik Dango, Ritual Hasil Panen oleh Suku Dayak Kanayatn
28 April 2019 12:03 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Untuk merayakan rasa syukur kepada sang pencipta, atas hasil panen yang berlimpah, suku Dayak Kanayatn menggelar ritual Naik Dango. Ritual ini dilakukan setiap tanggal 27 April di rumah adat suku Dayak.
ADVERTISEMENT
Prosesi adat Naik Dango merupakan bentuk aktualisasi kearifan lokal masyarakat Dayak Kanayatn, Kalimantan Barat, sebagai ritual syukur dan menghargai anugerah Sang Pencipta.
Sehari sebelum ritual Naik Dango, masyarakat harus melaksanakan Batutu, yakni memasak beberapa makanan sebagai simbol hasil pertanian masyarakat. Makanan yang diolah yakni beras ketan yang dimasak di dalam bambu berukuran besar dan tumpi (semacam roti cucur).
Upacara adat Naik Dango ditandai dengan menyimpan seikat padi yang baru dipanen ke dalam lumbung padi (dango) oleh setiap kepala keluarga keturunan suku Dayak yang bertani atau berladang.
Setelah diletakkan di dalam dango, selanjutnya dilaksanakan upacara Nyangahatn atau disebut juga Barema, di saat inilah doa-doa Pamane atau tetua adat dipanjatkan kepada Sang Pencipta atau Nek Jubata.
ADVERTISEMENT
Bagian penting dalam upacara Naik Dango adalah Nyangahatn. Dalam prosesnya Tingkakok Nimang Padi, simbol yang mengingatkan proses turunnya padi dari Jubata atau Sang Pencipta kepada manusia.
Tahun ini, ritual Naik Dango atau Pekan Gawai Dayak yang ke-34 dilaksanakan di Kabupaten Landak, di rumah Radakng Aya', Kabupaten Landak, Sabtu (27/4).
Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, yang hadir dalam perayaan tersebut mengatakan, perayaan ini telah tumbuh berkembang dan mengakar sebagai kekayaan budaya tradisi.
"Harus tetap dipertahankan dan dilestarikan karena banyak terkandung nilai-nilai budaya luhur yang diwariskan secara turun-temurun, karena budaya sebagai identitas sebuah bangsa," ungkap Ria, Sabtu (27/4).
Ria juga memberikan kesempatan dan ruang bagi setiap etnis yang ada di Provinsi Kalbar untuk melestarikan, mengembangkan, dan mengimplementasikan budaya yang ada sehingga akan tercipta sikap toleransi dan saling menghargai antar sesama.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat mengapresiasi perayaan Naik Dango oleh masyarakat Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak ini karena memberikan manfaat yang besar dan berdampak positif dalam aspek sosial, budaya, dan ekonomi bagi masyarakat," lanjut Ria. (hp8)