Konten Media Partner

Nelayan dan Mahasiswa Kalbar Protes Ikan Impor Dijual di Pasar Tradisional

21 April 2025 19:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan nelayan dan mahasiswa melakukan demo di Kantor DPRD Provinsi Kalbar, Senin 21 April 2025. Foto: Rabiansyah.
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan nelayan dan mahasiswa melakukan demo di Kantor DPRD Provinsi Kalbar, Senin 21 April 2025. Foto: Rabiansyah.
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Penjualan ikan impor jenis salem atau sarden membuat sejumlah nelayan di Kalimantan Barat (Kalbar) dirugikan. Puluhan nelayan dan mahasiswa mendatangi Kantor DPRD Kalbar untuk menyampaikan keluhannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu perwakilan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalbar, Hermili Jamani, mengatakan jika dalam aksi kali ini mempermasalahkan terkait maraknya penjualan ikan impor jenis sarden yang beredar luas di pasar tradisional yang ada di Kota Pontianak dan sekitarnya.
“Persoalan ikan impor ini, ikan sarden ada bentuk kemasan box ini sebenarnya musim-musiman masuk besar-besaran sekitar sebelum bulan puasa. Ikan impor ini luar biasa karena dapat merusak ikan lokal karena sekarang sudah masuk ke pasar tradisional,” jelasnya kepada sejumlah awak media di Kantor DPRD Provinsi Kalbar, Senin, 21 April 2025.
Maraknya penjualan yang ada di Kalbar karena adanya dugaan agen yang menampung dan menjual secara langsung di dalam kawasan pasar tradisional.
“Belum lagi mereka jual langsung karena agennya buka di sini,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, dalam peraturan pemerintah bahwa ikan impor ini hanya untuk kebutuhan industri tidak untuk diperjualbelikan bebas secara luas.
“Padahal di dalam peraturan pemerintah ikan impor ini itu hanya untuk kebutuhan industri bukan untuk dijual ke pasar bebas, untuk ikan pindang dan restoran seharusnya,” ucapnya.
Ikan tersebut dijual dari harga Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu. Sedangkan, ikan lokal dijual seharga Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu.
“Kalau ikan sarden kita di sini ukurannya kecil, sedangkan ikan impor tersebut ukurannya besar,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kalbar, Rasmidi, menyambut baik keluhan disampaikan oleh sejumlah nelayan dan mahasiswa.
“Pertemuan ini ada beberapa persoalan dalam melaksanakan fungsi pengawasan, tetapi ada beberapa kewenangan pusat. Kami hanya bisa membantu menyampaikan ke pusat karena nanti akan merumuskan ini. Dan beberapa point tadi akan disampaikan langsung ke pusat,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Rabiansyah