news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nelayan Kalbar Keluhkan Kapal Cantrang Asal Jawa Masuk ke Pesisir Kalimantan

Konten Media Partner
21 Juni 2021 12:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nelayan. Foto: Antara/Dziki Oktomauliyadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nelayan. Foto: Antara/Dziki Oktomauliyadi
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Nelayan Kalimantan Barat mengeluhkan maraknya kapal cantrang asal Pulau Jawa yang beroperasi di perairan pesisir Kalimantan Barat. Mereka meminta Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar melakukan pengawasan di perairan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Akitivtas nelayan Kalbar kini kembali terusik oleh beroperasinya kapal cantrang dengan kapasitas di atas 30GT yang beroperasis di perairan pesisir Kalbar. Kapal-kapal ini berasal dari Pulau Jawa," kata Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia wilayah Kalbar, Sigit Sugiardi, kepada Hi!Pontianak, Senin, 21 Juni 2021.
Bahkan, kata Sigit, kapal-kapal tersebut kini telah beroperasi kurang dari 12 mil dari pantai Pulau Kalimantan. "Mereka beroperasi di sekitar perairan Padang Tikar, dan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan," ujarnya.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, Herti Herawati, membenarkan hal tersebut. "Mungkin hal ini disebabkan oleh semakin terbatasnya sumber daya di wilayah mereka, sehingga mereka yang mempunyai kapal lebih besar dan nelayannya yang lebih terampil, pergi ke perairan Kalbar. Tapi mereka merebut sumber daya alam yang ada di perairan Kalbar. Dan ini merugikan nelayan kita," kata dia.
ADVERTISEMENT
Terkait penggunaan alat tangkap cantrang, dia menjelaskan, hal tersebut memang diberikan kelonggaran untuk kapal cantrang, asal beroperasi di atas 12 mil, yang berbatasan dengan negara lain. "Sehingga tidak berbenturan dengan nelayan kita," ujarnya.
"Tapi kan itu di atas kertas. Kenyataannya, mereka menepi ke bawah 12 mil, dan merebut sumber daya yang harusnya menjadi jatah nelayan kita," ungkapnya.
Herti menambahkan, pihaknya saat ini sudah menyampaikan hal ini ke Gubernur Kalbar, Sutarmidji. "Saya sudah sampaikan ke Pak Gubernur, bahwa petugas pengawas kami akan turun, karena sudah ada seratusan nelayan asal Jawa yang ada di Tanjung Bunga. Khawatir nanti ada tindakan anarkis dari nelayan kita, makanya kami akan segera melakukan pengawasan untuk menjaga hak-hak nelayan kita," ungkapnya.
ADVERTISEMENT