Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Neni Sukses Kembangkan Usaha Sabun Cair Berkat Pinjaman Modal dari Bank Kalbar
29 Juli 2024 11:17 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Dari usaha kecil atau usaha rumahan saja asal ditekuni dengan serius pasti akan membuahkan hasil. Terlebih perbankan juga membuka pintu untuk membantu permodalan bagi para pelaku usaha.
ADVERTISEMENT
Hal ini yang dirasakan oleh Neni Octavianti. Ibu satu anak ini sukses membidik usaha sabun cair cuci piring hingga melahirkan usaha-usaha lainnya.
"Saya tidak pungkiri, bahwa keberhasilan saya mengembangkan usaha ini adalah berkat bantuan permodalan yang diberikan oleh Bank Kalbar melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat). Dari nggak punya apa-apa, usaha saya bisa berkembang dan bisa beli ruko karena memanfaatkan pinjaman modal Bank Kalbar," kata Neni di kantornya di Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, baru-baru ini.
Perempuan berusia 30 tahun ini, memulai usahanya sejak tahun 2021. Pilihan usahanya yaitu sabun pencuci piring. Pilihan itu bukan tanpa alasan. Ia menilai, sabun cair pasti dan selalu dibutuhkan, peluang pasarnya masih terbentang. Maka hanya berbekal tekad yang kuat, Neni belajar membuat sabun cair langsung dengan ahlinya.
ADVERTISEMENT
Pengolahan sabun cair dilakukan di rumah, termasuk packing dan pembuatan label. Produknya bernama 'MonLight'. Produk usahanya masih dikerjakan manual sampai sekarang.
Promosi pun dilakukan melalui ring satu atau orang-orang terdekat terlebih dahulu serta menggunakan media sosial. Hasilnya, ternyata tidak mengecewakan. Pesanan mengalir membasahi bisnisnya.
Awalnya Neni dibantu suami serta orang tua memproduksi sabun cair MonLight sebulan 2.000 botol dengan ukuran 450 miligram. Selain melayani pesanan, sabun cair pencuci piring ini juga dijual di warung-warung di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Sanggau, Sintang serta beberapa daerah lainnya di Kalbar.
Dalam upayanya mengembangkan bisnis, Neni kemudian berinisiatif untuk memanfaatkan dana permodalan dari perbankan. Pilihannya pada Bank Kalbar yang menurutnya lebih dekat dengan masyarakat, terutama para pelaku usaha.
ADVERTISEMENT
Pinjaman awal pada tahun 2022 sebanyak Rp 200 juta diberikan Bank Kalbar. Neni pun memanfaatkan modal tersebut, sebagian untuk menambah modal sabunnya, sebagian lagi membuka usaha baru, yaitu pupuk.
"Alhamdulillah, berkat pinjaman dari Bank Kalbar, bisnis sabun saya berkembang pesat dari produksi 2.000 botol per bulan, sekarang sudah 7.000-an botol, belum termasuk sabun cair dalam jeriken isi 5 liter," ujar Neni.
Sementara sebagian dana pinjaman tersebut digunakan lagi untuk bisnis pupuk. Tak butuh waktu lama, bisnis tersebut berkembang hingga memiliki kantor dan armada. Tak kepalang tanggung, dua ruko di jalan Sungai Ambawang dibeli Neni serta tiga armada pikap untuk membawa pesanan sabun dan pupuknya.
Neni sendiri kesehariannya adalah pegawai BUMN Pupuk Indonesia dan dipercaya sebagai marketing. Peluang inilah yang dimanfaatkan Neni untuk menjadi salah satu distributor pupuk. Sementara sabun cair kini dikelola oleh orang tuanya bersama sang suami.
ADVERTISEMENT
Sukses dengan dua bisnisnya itu, tak membuat Neni berhenti berinovasi. Sebab, masih ada keinginan untuk lebih mengguritakan bisnisnya. Neni ingin memiliki usaha travel umrah dan bisnis parsel.
Terpikir buka bisnis parsel, berawal dari seringnya dia membeli parsel di setiap perayaan keagamaan untuk diberikan kepada rekanan dan klien bisnisnya. "Itu awalnya kita gunakan uang dari bisnis yang ada. Dalam setiap Lebaran bisa menguras dana Rp 20 sampai Rp 30 juta-an. Kalau setiap tahun kan bisa habis modal," ungkap Neni.
Lantaran penasaran, akhirnya Neni belajar sendiri cara membuat parsel. Setelah mahir, usaha barunya ini pun berjalan mulus. "Awalnya hanya tes ombak saja, bikin seratus parsel, eh ternyata laku, dan untungnya juga lumayan," ujar Neni.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, bisnis parsel hanya tiga kali dalam satu tahun, yaitu saat Lebaran, Natal, dan Imlek. Dalam setahun itu, bisa ribuan parsel yang dijual, keuntungan yang diraup pun berlipat.
Ke depan, selain parsel, Neni ingin menambah usahanya lagi dengan membuka travel haji dan umrah. Lokasi yang dibidik di Kota Pontianak. Saat ini dia masih mempertimbangkan, apakah akan membangun gedung sendiri atau membeli bangunan ruko.
Pelaku usaha yang satu ini memang jeli menangkap peluang, dari bisnis yang ada, dia terus berinvestasi dengan bisnis yang lain. Bagi Neni buka usaha sendiri lebih enak ketimbang menjadi pekerja.
"Untuk berbisnis tak perlulah orang pintar, tapi orang yang mau bekerja. Tak harus sekolah tinggi-tinggi, asal pandai berstrategi, fokus dan ulet, pasti berhasil," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sektor UMKM memang tidak bisa dianggap remeh, karena selain jumlahnya yang banyak, juga menjadi pembangkit ekonomi Indonesia. Perbankan juga turut berperan dalam pengembangan usaha, terutama usaha-usaha kecil dan rumahan.
"Peran perbankan tak bisa diremehkan dalam membantu permodalan bisnis. Untuk itu saya berharap, agar perbankan selain mengucurkan bantuan modal, juga ikut memberi pendampingan kepada pelaku-pelaku usaha dan terus mengawasi perkembangan usahanya hingga maju," tukas Neni.