Ngeri, Perang Sarung di Pontianak Pakai Celurit dan Batu

Konten Media Partner
27 Maret 2023 11:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah remaja yang hendak perang sarung di Pontianak diamankan polisi. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah remaja yang hendak perang sarung di Pontianak diamankan polisi. Foto: Dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Fenomena perang sarung kembali muncul di Pontianak pada bulan Ramadhan tahun ini. Namun pihak kepolisian telah mengantisipasi sejak awal, agar perang sarung ini tidak menimbulkan kejadian yang membahayakan.
ADVERTISEMENT
Dari informasi warga, polisi akhirnya mendapati sekelompok remaja sedang nongkrong di Jalan Johar Pontianak, Sabtu, 25 Maret 2023 dini hari. Dengan sigap tim patroli reaksi cepat Enggang Samapta Polres Pontianak melakukan penanganan.
Tujuh remaja yang sedang nongkrong tadi diperiksa. Diduga mereka akan melakukan perang sarung. Namun, ternyata mereka juga membawa senjata tajam, batu, dan minuman keras.
Senjata tajam dan batu tersebut, akan disimpan di dalam sarung untuk menyerang lawan. Kapolres Pontianak, Kombes Pol Adhe Hariadi, mengatakan, hal tersebut tentu sangat membahayakan orang lain. Dia mengimbau kepada warga Pontianak untuk dapat mengawasi anak-anaknya.
“Ada hal yang dianggap wajar oleh warga Pontianak, yakni perang sarung. Mungkin ini dianggap sebagai budaya perang sarung. Namun, terjadinya perang sarung ini, dapat mengakibatkan luka kepada orang lain. Ini dapat melukai orang lain, karena di dalam sarung itu, kita temukan batu, hingga senjata tajam. Untuk perang sarung ini, dapat mengakibatkan terjadinya luka penganiayaan terhadap orang lain, ini bisa kita jerat di pasal pidana nantinya,” papar Adhe, Minggu, 26 Maret 2023.
ADVERTISEMENT
Di Pontianak, perang sarung merupakan kebiasaan yang biasanya dimainkan pada bulan Ramadan, atau setelah tarawih. Anak-anak melilit sarungnya dan bermain perang sarung. Namun lambat laun permainan tersebut kian membahayakan, karena anak muda menambahkan barang yang dapat melukai korban di dalam sarung tersebut.