Konten Media Partner

Ogoh-ogoh Setinggi 2,5 Meter Meriahkan Hari Raya Nyepi di Kubu Raya

28 Maret 2025 16:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival pawai ogoh-ogoh Pura Giripati Mulawarman, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Jum’at 28 Maret 2025. Foto: Rabiansyah/Hi!Pontianak.
zoom-in-whitePerbesar
Festival pawai ogoh-ogoh Pura Giripati Mulawarman, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Jum’at 28 Maret 2025. Foto: Rabiansyah/Hi!Pontianak.
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Pawai Ogoh-ogoh 2025 telah menjadi salah satu momen yang dinantikan oleh umat hindu. Momen ini menjadi salah satu perayaan budaya yang membanggakan.
ADVERTISEMENT
Perayaan pawai ogoh-ogoh rutin dilakukan di Pura Giripati Mulawarman, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Jumat 28 Maret 2025. Pawai Ogoh-ogoh adalah sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Bali sebelum Hari Raya Nyepi. Budaya ini telah diturunkan secara turun-temurun.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI ) Provinsi Kalimantan Barat, Ir. Putu Dupa Bendem bilang, pawai ini merupakan salah satu ritual atau momen pembersihan semesta di hari suci umat hindu di Indonesia.
“Dalam hari raya suci nyepi ini rangkaian nya itu kita melaksanakan diawali dengan pawai ogoh-ogoh, pawai ogoh-ogoh ini adalah simbolisasi sifat-sifat raksasa. Kemudian setelah diarak akan dilebur kembali agar menjadi sifat yang baik,” katanya.
Ogoh-ogoh sendiri merupakan gambaran dari sifat raksasa dengan kata Angkara murka yang merupakan sifat kebencian dan kemarahan yang bernyala-nyala, serta tidak bisa dikendalikan.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah kita merupakan sebagai manusia menghilangkan sifat-sifat angkara murka itu. kemudian kita ganti dengan sifat yang baik untuk masa depan kita. itu adalah sifat-sifat keraksaan dalam makna ogoh-ogoh sendiri,” tambahnya.
Ogoh-ogoh di sini terbuat dari bahan dasar bambu yang dianyam serta dari styrofoam yang diukir dengan menggunakan imajinasi serta tingkat kemampuan karya seni.
“Ogoh-ogoh itu dikerjakan secara full ada sekitar dua bulan. Karena dikerjakan pada saat jam pulang kerja para seniman yang membuat, tinggi nya sekitar 2,5 meter dari permukaan tanah,” jelasnya.
Puncak perayaan terjadi dalam pawai ogoh-ogoh. Boneka raksasa diarak megah mengelilingi kota sebelum akhirnya dibakar pada saat senja. Proses pembakaran ogoh-ogoh memiliki makna mendalam, yakni untuk mengusir roh jahat sebelum memasuki ibadah Nyepi.
ADVERTISEMENT
Ia berharap agar harmonisasi antar umat beragama terjalin dengan baik untuk tingkat kerukunan di Kalbar sendiri.
Penulis: Rabiansyah