Konten Media Partner

Oknum Sopir Ambulans Turunkan Jenazah di Jalan, RSUD Sintang Minta Maaf

16 Juli 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Sintang - Diduga gegara pihak keluarga tak mampu memenuhi permintaan tambahan uang, oknum sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang tega menurunkan jenazah pasien di jalan, Senin malam, 15 Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini dialami oleh warga Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang. Malam itu, warga tersebut hendak membawa jenazah anaknya yang baru saja meninggal dari RSUD Ade M Djoen Sintang ke kediamannya di Nanga Mau.
Sebelum jenazah dibawa, administrasi sesuai Perda untuk pemulangan jenazah menggunakan ambulans sebesar Rp 690 ribu sudah dibayar ke RSUD Ade M Djoen Sintang.
Namun di perjalanan, ketika sampai di SPBU Tugu Beji, yang bersangkutan meminta tambahan uang Rp 1 juta kepada pihak keluarga. Karena pihak keluarga mengaku tidak punya uang, oknum sopir mengurangi permintaannya menjadi Rp 500 ribu.
Merespons permintaan itu, pihak keluarga kembali bilang bahwa mereka tidak punya uang. Setelah itu, jenazah diturunkan dan pihak keluarga diminta mencari ambulans lain.
ADVERTISEMENT
Menurut Anggota DPRD Sintang dari Dapil Kayan Hulu-Kayan Hilir, Santosa, keluarga almarhum memang tidak mampu. Makanya ketika pihak keluarga meminta bantuan, dirinya langsung berkomunikasi dengan Direktur RSUD. Akhirnya diproseslah pembayaran ambulans sesuai dengan Perda yang ada.
“Namun di perjalanan, saya ditelepon bahwa oknum sopir meminta tambahan uang Rp 1 juta. Kemudian turun Rp 500 ribu. Alasannya untuk menambah biaya selisih BBM,” jelasnya, Selasa, 16 Juli 2024.
“Padahal pihak keluarga bilang, jangankan Rp 1 juta, Rp 100 ribu pun mereka tak punya. Setelah itu saya dapat kabar mereka diturunkan. Katanya, kalau tak punya duit untuk menambah biaya, lebih baik pakai ambulans lain saja,” sambungnya Santosa.
Menerima informasi tersebut, kata Santosa, dirinya lantas turun ke lokasi. Ketika sampai, oknum sopir langsung bilang bahwa ambulans siap berangkat. Namun dengan alasan tertentu, dirinya memutuskan menyewa mobil rental.
ADVERTISEMENT
“Saya sewa mobil rental Rp 350 ribu, BBM Rp 150 ribu. Sopirnya keluarga saya. Biaya total Rp 500 ribu. Jadi kalau sopir minta hingga Rp 1 juta, saya pikir ini tidak berperikemanusiaan. Ndak seharusnya menurunkan mayat di jalan,” sesalnya.
“Dengan adanya hal ini pelaku harus disanksi tegas,” pinta Santosa.

RSUD Minta Maaf

Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Tony Hasiholan Pane, meminta maaf atas kejadian tersebut. Menurutnya tindakan itu dilakukan oleh oknum, tidak semua sopir seperti itu.
Untuk sanksi terhadap yang bersangkutan, kata Pane, tentunya akan mengacu pada aturan kepegawaian yang ada. Karena yang bersangkutan merupakan PNS, tentunya mengacu pada aturan terkait.
“Sanksinya tentunya sesuai dengan mekanisme aturan pegawai negeri,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskannya, untuk penggunaan ambulans dari RSUD, semuanya mengacu pada Perbup yang ada. “Dalam Perbup itu sudah ada uang untuk sopir, perawat dan BBM. Jadi semuanya sudah ditanggung,” ungkapnya.
Pane menyebut, sebelum ambulans berangkat BBM selalu dalam kondisi tersedia. “Contoh, ketik sopir A berangkat, BBM-nya disisi. Setelah selesai BBM diisi lagi,” jelasnya.
“Untuk kejadian tadi malam, sopirnya mengisi dexlite, ini sebenarnya tidak kita rekomendasikan. Kalaupun harus dipakai mendesak, tidak boleh dibebankan ke pasien,” timpalnya.

Penjelasan Sopir Ambulans

Sementara itu, sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang, pada malam itu berinisial S mengungkapkan bahwa sebelum berangkat, dirinya sempat ditelepon pihak keluarga untuk menanyakan biaya ambulans.
“Saat itu saya jelaskan, biaya untuk ambulans yang akan dibawa berbeda dengan Perbup karena menggunakan dexlite, per liternya Rp 14.900 per liter. Sementara sesuai Perbup BBM yang ditanggung sebesar Rp 9,500 per liter. Nah selisih BBM itu yang saya minta ke keluarga pasien,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Selisih inilah yang saya minta penggantian ke pihak keluarga. Sehingga timbul perselisihan bahwa saya ingin menurunkan keluarga pasien. Padahal, saya ingin menurunkan keluarga pasien dan menggantinya dengan ambulans yang standar Perbup,” tuturnya.