Pangeran Natakusuma asal Kalimantan Barat jadi Pahlawan Nasional

Konten Media Partner
5 Agustus 2019 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Syafarudin Usman berfoto dengan latar Pangeran Natakusuma. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Hi!Pontianak - Menjelang perayaan HUT ke 74 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2019 mendatang, Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Kalimantan Barat, bersama Badan Pembudayaan Kejuangan Kalimantan Barat, persembahkan 2 pahlawan baru asal Kalimantan Barat, atas perjuangan mereka untuk bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Kalimantan Barat mendapatkan anugerah kehormatan 1 orang Pahlawan Nasional, dan 1 orang Bintang Mahaputra Nararya. Mereka adalah Gusti Abdurrani Pangeran Natakusuma dan Haji Gusti Muhammad Appandie Ranie Pangeran Mangkubumi Setia Negara Landak.
Gusti Abdurrani Pangeran Natakusuma adalah seorang penentang feodalis dan kolonialisme di Kalimantan Barat. Dia merupakan pejuang dari Kerajaan Landak, putra dari Gusti Abdulmajid, yang pernah memerintah kerajaan Landak, antara tahun 1872-1875.
Pangeran Natakusuma berjuang untuk kebebasan bangsanya, dari belenggu penjajah. Ia ditangkap dan diadili, kemudian diasingkan ke Bengkulu, hingga wafatnya pada tahun 1920.
Sedangkan Bintang Mahaputra Nararya diberikan kepada Haji Gusti Muhammad Appandie Ranie Pangeran Mangkubumi Setia Negara Landak. Ini merupakan penghargaan sipil yang tertinggi, tetapi dikeluarkan dan diberikan sesudah Bintang Republik Indonesia kepada anggota korps militer. Bintang ini diberikan bagi mereka yang berjasa secara luar biasa pada bidang militer.
ADVERTISEMENT
Salah satu ahli waris berfoto di depan foto Haji Gusti Muhammad Appandie Ranie Pangeran Mangkubumi Setia Negara Landak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Kedua pahlawan tersebut berasal dari Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Mereka dipilih karena dinilai memenuhi standar kriteria dengan seleksi yang ketat dan panjang.
"Setelah 74 tahun merdeka, kita baru punya 1 pahlawan, sekarang kita dapat 1 pahlawan lagi. 74 tahun merdeka, kita punya 5 bintang mahaputra, sekarang bertambah 1 lagi," kata Syafaruddin Usman, Ketua DHD 45 Kalbar, Senin (5/8).
Syafaruddin menceritakan, kriteria dari pahlawan terpilih tersebut adalah tokoh yang hingga akhir hayatnya tidak pernah menyatakan tunduk, patuh, dan takhluk, kepada kolonial Belanda.
"Mereka tidak pernah menyatakan tunduk kepada Belanda, baik itu jalan tengah atau kompromi. Itu yang paling utama. Dalam pikiran mereka, hanya ada 1, sekali merdeka tetap merdeka. NKRI harga mati," ungkap Syafaruddin, saat menggelar ekspos kejuangan dan perjuangan calon pahlawan Nasional, di sekretariat DHD 45 Kalbar.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dirinya juga memaparkan 7 kriteria dipilihnya pahlawan Nasional, diantaranya yaitu melakukan perjuangan hingga akhir hayatnya, berjuang melalui skala Nasional yang menyentuh arti dan makna kebangsaan, hingga akhir hayatnya tidak pernah menyerah atau menyatakan bekerja sama dengan kolonial belanda dalam bentuk apapun, setia hingga mati dengan NKRI hrga mati, mereka adalah orang-orang yang bisa dibuktikan ada makam dan biodatanya, ada naskah kajian akademiknya yang dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan ada yang mengusulkan.
Menurut Syafaruddin, hambatan dalam prosesnya adalah biaya, karena dokumen yang berusia lebih dari 70 tahun, cukuplah mahal, karena sulit ditemui. "Kita terbentur dibiaya, untuk mencari dokumen yang usianya lebih dari 70 tahun itu. Harganya jutaan. Belum lagi naskahnya yang harus kita gandakan. Memang memakan anggaran yang cukup besar," ungkap Syafaruddin, kepada wartawan. (hp8)
ADVERTISEMENT