Para Santri Tunanetra dan Perjuangan Mengkhatamkan Alquran Braille

Konten Media Partner
9 Mei 2019 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyandang tunanetra mempelajari Alquran di Panti Ar-Rahman, Pontianak. Foto: Lydia Salsabila
zoom-in-whitePerbesar
Penyandang tunanetra mempelajari Alquran di Panti Ar-Rahman, Pontianak. Foto: Lydia Salsabila
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Orang muslim percaya bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Tak ayal, banyak kaum muslim yang berlomba-lomba melakukan kebaikan dan aktivitas yang diyakini mampu menambah pahala dan rida Tuhan.
ADVERTISEMENT
Membaca hingga menghafalkan Alquran misalnya, seperti yang dilakukan oleh para penyandang tunanetra di Panti Ar-Rahman, Pontianak, Kalimantan Barat. Simak kisah inspiratif mereka dalam liputan Hi!Pontianak kali ini.
Keterbatasan fisik nyatanya tidak menyurutkan semangat para penyandang tunanetra ini untuk menghafalkan ayat-ayat suci Alquran. Setiap hari, selama bulan Ramadan, aktivitas membaca Alquran rutin digelar, dari pukul 08.00 hingga waktu sebelum salat zuhur.
Tidak seperti orang kebanyakan, mereka menggunakan Alquran dengan huruf braille, atau sejenis sistem tulisan sentuh yang dikhususkan untuk penyandang tunanetra.
Para penyandang tunanetra mengandalkan huruf braille untuk menghafalkan bacaan Alquran. Foto: Lydia Salsabila
Saat tim Hi!Pontianak berkunjung, beberapa penghuni panti tampak antusias melafalkan ayat demi ayat yang tertulis di Alquran braille. Ada yang sudah melafalkan dengan begitu lancar, ada juga yang masih membacanya perlahan-lahan. Namun satu kesamaan mereka adalah sama-sama penuh semangat. Bahkan, ada pula yang melantunkan ayat-ayat Alquran, lengkap dengan terjemahannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu penghuni yang sudah lancar melantunkan ayat suci Alquran adalah Febriandi. Tidak hanya sekadar melantunkan, penyandang tunanetra asal Sambas, Kalimantan Barat, ini bahkan sudah belajar menghafal Alquran sejak SD, saat usianya baru 11 tahun. Sejak tahun 2001, ia juga sering mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
"Insyaallah, kalau di bulan puasa ini, mau satu kali khatam 30 juz," ujar Febriandi, yang saat ini mengenyam pendidikan di Jurusan Pendidikan Seni Musik, Universitas Tanjungpura.
Febriandi, penghafal Alquran yang kini berkuliah di Jurusan Pendidikan Seni Musik, Universitas Tanjungpura. Foto: Lydia Salsabila
Febri juga mengatakan, meskipun terkesan lambat karena menggunakan Alquran braille, tetapi ia mengaku cukup terbantu dengan adanya Alquran braille. Ia bahkan mampu mengajari rekan-rekannya melafalkan ayat-ayat suci dengan Alquran braille tersebut.
"Kitab Alquran braille ini cukup bermanfaat untuk mengajari teman-teman membaca dan melafalkan ayat suci dengan baik dan benar,” ujar Febriandi.
Panti Ar-Rahman adalah pusat belajar Alquran bagi para penyandang tunanetra di Kalimantan Barat. Foto: Lydia Salsabila
ADVERTISEMENT
Panti Ar Rahman merupakan lembaga pendidikan Islam, khusus bagi para penyandang tunanetra. Di sini para penyandang tuna netra akan diajarkan menghafal Alquran dengan alat bantu braille.
Panti Ar-Rahman yang tepatnya berlokasi di Jalan Seram Pontianak ini kini memiliki 11 penghuni tunanetra. Di antaranya, ada tujuh laki-laki dan empat perempuan. Tingkat pendidikan penghuninya bervariasi, ada yang masih SD, SMP, dan ada pula yang sudah berkuliah.
(hp6)