'Passan Terakher' Film Karya Sineas Singkawang Bergenre Komedi Romantis

Konten Media Partner
14 Februari 2021 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Passan Terakher' Film Karya Sineas Singkawang Bergenre Komedi Romantis
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sineas Kalimantan Barat kembali menunjukkan eksistensinya dalam memproduksi film-film lokal. Kali ini sebuah karya dari Achmad Hardin bersama KPP (komunitas pencinta pejuang) Singkawang dan Sambas, memproduksi film fiksi dengan mengangkat tema perjuangan rakyat Kalbar berjudul "Passan Terakher" (pesan terakhir).
ADVERTISEMENT
"Saat ini masih dalam proses syuting, baru berjalan setengah, dari total sekitar 70 scene yang direncanakan. Insya Allah proses pembuatan film ini selesai dalam 3 bulan, dan direncanakan pemutaran perdananya pada hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2021," ungkap Hardin kepada Hi!Pontianak, Minggu, 14 Februari 2021.
Hardin menjelaskan, film dengan latar belakang masa perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan antara tahun 1945 hingga1949 ini, nantinya akan mengangkat nama-nama para pejuang di Kalbar, khususnya yang berasal dari daerah Singkawang, Sambas, dan Bengkayang.
"Lokasi syuting film ini di daerah Singkawang dan Sambas. Kami juga melibatkan pemain dari komunitas KPP, POM (Persatuan Orang Melayu), insan seni peran, dan Wakil Wali Kota Singkawang, Bapak Irwan," katanya.
"Pesan moral yang ingin kami sampaikan di film ini sebenarnya adalah semangat juang (patriotisme), pluralisme, jiwa besar dan kesetiaan atas nilai-nilai yang diperjuangkan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Hardin juga memastikan film yang di rencanakan tayang di hari kemerdekaan ini tetap menarik untuk disimak. Lantaran film ini akan bergenre komedi romantis.
Jadi, para penonton tidak hanya dibuat tegangan akan aksi perjuangan, tapi ada unsur jenaka yang dapat menghibur. Penonton juga akan dibuat penasaran soal cinta segitiga antara Gofar, Rohani, dan Komandan Ahmad.
"Kami berharap film ini menjadi film produksi lokal yang bisa menjadi hasil karya yang bermutu, lebih baik dari produksi sebelumnya, walaupun dikerjakan secara gotong royong, hanya berdasarkan semangat untuk berkarya untuk negeri. Semoga bisa diterima masyarakat, menghibur, dan generasi sekarang bisa mengingat jasa pejuangnya demi mempertahankan kemerdekaan," pungkasnya.