Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak – Kecamatan Pemangkat terletak di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, merupakan salah satu kota kecil yang berada di pesisir pantai barat Kalimantan.
ADVERTISEMENT
Kota Pemangkat dikenal oleh warga Kalimantan Barat, sebagai salah satu kota yang memiliki pantai. Karena itu, tak jarang wisatawan yang memanfaatkan masa liburan mereka dengan berkunjung ke pesisir Kota Pemangkat.
Namun, banyak yang tak tahu, bahwa Kota Pemangkat jarang diguyur hujan. Dari data Stasiun BMKG Supadio, di wilayah Pemangkat pada bulan Januari 2019 terjadi 16 kali hujan. Pada Februari 10 kali, pada Maret 8 hari, pada April sebanyak 15 hari, dan pada Mei sebanyak 9 hari. Namun, ini didominasi hujan dengan intensitas rendah.
Prakirawan BMKG Supadio, Sutikno, mengakui pihaknya juga mengamati fenomena ini. “Kami juga heran, karena memang di kawasan ini curah hujannya memang rendah, dibanding kawasan lainnya,” ujar Sutikno, saat dihubungi Hi!Pontianak, Senin (1/7).
ADVERTISEMENT
Tokoh masyarakat Pemangkat, Ahmad Hardin, juga mengakui hal tersebut. “Dalam setahun, hujan lebat yang terjadi di Pemangkat, bisa kita hitung dengan jari,” kata Hardin.
Hardin memprediksi, jarangnya hujan di Pemangkat, disebabkan oleh faktor geografis. “Pemangkat ini berada di tepi pantai, sehingga awan yang ada di atas Pemangkat, selalu tertiup, baik ke laut, maupun ke darat. Hujannya kecil, nanti lebatnya di sebelah darat, atau bagian laut sekalian,” kata Hardin.
Hardin, yang juga Direktur RSUD Pemangkat ini, menambahkan, dampak dari kondisi tersebut kerap munculkan diare dan demam berdarah dengue (DBD). “Warga kerap tidak menutup penampungan airnya, dan ini agar air tetap dapat tertampung jika terjadi hujan. Namun di lain sisi, hal tersebut membuat nyamuk berkembang biak dengan mudah. Karena itu, saat kemarau, selalu ada kasus diare dan DBD,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, sumber air warga Pemangkat, berasal dari air hujan, air dari sumber mata air utama. “Tapi sekarang sudah ada PDAM, yang mengalirkan air bersih. Namun, untuk minum, warga masih tetap mengandalkan air hujan, dan air dari tanah yang ada di sejumlah sumur,” ujarnya. (hp6)