Konten Media Partner

Peneliti Muda Gambut Kembali ke Kampus untuk Berbagi Inspirasi

10 Juli 2021 16:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Muda Gambut menyelenggarakan acara temu wicara secara daring. Foto: Dok. Agrian Maulana
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Muda Gambut menyelenggarakan acara temu wicara secara daring. Foto: Dok. Agrian Maulana
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - World Agroforestry (ICRAF) Indonesia menyelenggarakan acara temu wicara para Peneliti Muda Gambut (PMG) untuk kaum muda. Kegiatan yang dilakukan secara daring itu berlangsung serentak di Universitas Tanjungpura, Universitas Muhammadiyah Pontianak, dan Universitas Panca Bhakti, Jumat, 9 Juli 2021.
ADVERTISEMENT
Peneliti Perencanaan Pertumbuhan dan Kebijakan Hijau ICRAF Indonesia, Feri Johana, yang juga sebagai koordinator program penelitian Peat-IMPACTS, mengungkapkan tujuan dari kegiatan temu wicara ini adalah untuk berbagi informasi dan pengalaman penelitian hasil kegiatan aksi lapangan kepada para mahasiswa serta civitas akademika di Kalimantan Barat, tentang pengelolaan dan perlindungan ekosistem gambut yang berkelanjutan.
"Kita ingin para peneliti muda, para putra-putri daerah ini, bisa mendorong aspirasi dan inspirasi sesama generasi muda di Kalimantan Barat. Mereka telah dibekali dengan pengetahuan dan kapasitas selama enam bulan masa inkubasi untuk mengobservasi dan mengulas temuan yang mereka kumpulkan di desa-desa di Kabupaten Kubu Raya," kata Feri dalam keterangan rilis yang diterima Hi!Pontianak, Sabtu, 10 Juli 2021.
ADVERTISEMENT
Para peneliti muda gambut terjun ke lapangan dengan didampingi para peneliti ICRAF sejak Februari 2021. Dalam proses penelitian lapangan mereka berinteraksi dengan pemerintah daerah Kubu Raya, para perangkat desa serta, masyarakat desa dan petani yang mengelola lahan gambut di 31 desa di Kubu Raya. Dari para petani mereka mengumpulkan informasi, kisah bertani dan berkebun di lahan gambut serta aspek-aspek budaya, ekonomi dan sosial.
Mewakili 55 peneliti muda yang tergabung dalam Inkubator Peneliti Muda Gambut, program edukasi untuk generasi muda yang diprakarsai oleh Peat-IMPACTS, ICRAF Indonesia, enam PMG menjadi narasumber dalam acara yang diselenggarakan secara daring ini. Di antaranya, Lenawati Simanjuntak, alumni UNTAN yang terjun ke Desa Sungai Radak Dua berbagi salah satu temuannya tentang inovasi petani di Desa Sungai Radak Dua dalam mengelola lahan gambut untuk komoditas padi mereka.
ADVERTISEMENT
"Mereka memproses tanah sebelum tahap penanaman, tanah diberi pupuk herbisida lalu digilas dengan drum air. Disana petani juga sudah tidak lagi membuka lahan dengan membakar, tetapi dengan menebas karena pembakaran berakibat tidak terkendalinya gulma," ungkapnya.
Agus Dianto, alumni UPB yang berbagi pengalamannya mengamati inovasi petani di Dusun Banyuates, Desa Pasak Piang. Di sana para petani memanfaatkan vanili sebagai tanaman sela di kebun karet untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Keberhasilan inovasi ini menginspirasi petani di desa-desa lain yang ikut membudidayakan vanili di kebun mereka.
"Namun masih perlu dibutuhkan pendampingan dan penyuluhan dalam hal mencegah terjadinya penkait, karena tanaman vanili termasuk rentan terhadap penyakit," ujarnya.
Sementara itu, Desintha YP, alumni Untan Pontianak, mengangkat isu peran perempuan keluarga transmigran di Desa Sungai Radak Baru. Secara tradisional perempuan tidak memegang peran besar dalam aktivitas pertanian, mereka hanya sekedar membantu kepala keluarga dalam pengelolaan kebun.
ADVERTISEMENT
"Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak perempuan yang berinovasi dengan mengembangkan produk-produk olahan dari hasil kebun mereka, seperti membuat serbuk jahe dan mengolah nanas menjadi berbagai produk," pungkasnya.