Peneliti Wageningen University and Research Beri Kuliah Umum di Untan Pontianak

Konten Media Partner
20 Maret 2023 16:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Wageningen University and Research memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Untan Pontianak. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Wageningen University and Research memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Untan Pontianak. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura Pontianak menggelar Kuliah Umum Internasional bertajuk “Sustainable Palm Oil for Smallholders in Kalimantan: Sertifikasi Internasional dan Nasional dalam Peningkatan Kapasitas Petani Sawit Mandiri”, di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura, Senin, 20 Maret 2023
ADVERTISEMENT
Kuliah umum ini turut menghadirkan Rosa De Vos, Ph.D, seorang peneliti dari Wageningen University and Research dan Dewi Suratiningsih selaku Dosen FISIP Universitas Tanjungpura sebagai pembicara, serta Reiki Nauli Harahap, selaku moderator yang merupakan Dosen di FISIP Universitas Tanjungpura.
Acara tersebut dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Dr. Herlan. Dalam sambutannya ia mengungkapkan bahwa informasi terkait sertifikasi internasional dan nasional bagi peningkatan kesejahteraan petani sawit mandiri sangat penting. Sebab menurutnya masih banyak petani mandiri yang belum melakukan sertifikasi terkait sustainable palm oil ini.
Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara produksi minyak kelapa sawit terbesar di dunia, melampaui negara produsen lain seperti Malaysia dan Thailand. Pendapatan yang dihasilkan dari industri sawit Indonesia rata-rata menyumbang 4,1 miliar USD per tahun.
ADVERTISEMENT
Angka ini menempatkan industri sawit sebagai penyumbang PDB terbesar dibanding dengan industri perkebunan lainnya di Indonesia. Hal ini menunjukkan peran penting kelapa sawit dalam memastikan perkembangan ekonomi Indonesia.
Foto bersama dalam kuliah umum yang digelar FISIP Untan Pontianak. Foto: Dok. Istimewa
Provinsi Kalimantan Barat sebagai peringkat keempat penghasil kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2020 memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit yang berada di peringkat ketiga terluas di Indonesia yakni sebesar 1,5 juta hektare. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Barat, pada tahun 2016 terdapat 108 perusahaan kelapa sawit, namun hanya 18 perusahaan yang memperoleh sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Dewi Suratiningsih mengungkapkan, kendala yang banyak dihadapi oleh perusahaan kecil sehingga tidak melakukan sertifikasi ISPO sebagian besar disebabkan oleh biaya sertifikasi yang cukup besar yakni 60 juta rupiah yang dirasa berat bagi petani sawit kecil.
ADVERTISEMENT
"Oleh sebab itu perlu perhatian lebih dari pemerintah terkait peraturan ini," ujarnya kepada peserta kuliah umum.
Sementara itu, menurut Rosa De Vos, Ph.D., jalan menuju kelapa sawit keberlanjutan dapat dilakukan dengan pemberian insentif untuk pembuatan sertifikasi, land sparing, atau melalui land sharing seperti prinsip tumpang sari. Setiap cara memiliki manfaat dan juga kendalanya masing-masing.
Ketua panitia Kuliah Umum Internasional ini, Akhmad Rifky Setya Anugerah mengatakan bahwa acara ini diselenggarakan dengan tujuan agar peserta mendapatkan wawasan mengenai pentingnya peran petani mandiri dalam industri perkebunan sawit di Indonesia, dampak sertifikasi kepada para petani mandiri, serta terkait pentingnya memberikan standar sertifikasi yang sesuai kepada petani mandiri mengenai pengelolaan kebun sawit.