Pengrajin Sekadau Ubah Limbah Kayu Jadi Ukiran Sketsa Siluet

Konten Media Partner
14 Agustus 2019 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rudy, pengrajin asal Sekadau yang memanfaatkan limbah kayu bekas untuk dijadikan olahan kerajinan yang bernilai jual. Foto: Dina M
zoom-in-whitePerbesar
Rudy, pengrajin asal Sekadau yang memanfaatkan limbah kayu bekas untuk dijadikan olahan kerajinan yang bernilai jual. Foto: Dina M
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak – Kayu merupakan salah satu bahan kerajinan tangan yang dapat diproses menjadi berbagai macam karya seni. Begitulah peluang yang dilihat oleh Rudy Hariza, seorang pengrajin asal Sekadau yang memanfaatkan limbah kayu menjadi kerajinan ukiran kayu.
ADVERTISEMENT
Bangunan sederhana bernama Workshop Tanjung Creative, berlokasi di Desa Tanjung, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, jadi tempat Rudy memulai bisnisnya. Bermodalkan mesin ukir dan keterampilan, Rudy mengubah kayu-kayu bekas menjadi beragam kerajinan yang bernilai jual. Salah satu karyanya yang paling diminati adalah kerajinan kayu gambar sketsa siluet.
Bangunan sederhana bernama Workshop Tanjung Creative, berlokasi di Desa Tanjung, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, jadi tempat Rudy memulai bisnisnya. Foto: Dina M
“Sebenarnya kalau membuat ukiran, terutama ukiran gambar dengan konsep siluet itu gampang-gampang susah. Paling sulit itu menyesuaikan sketsa, agar nantinya mudah diukir,” ujar Rudy, kepada Hi!Pontianak, Selasa (13/8).
Untuk membuat konsep ukiran gambar siluet ini, digunakan media kayu maupun tripleks. Siapkan sketsa wajah yang akan digambar, dan buat pola dasar sketsa pada kayu dengan menggunakan pensil. Kemudian dilanjut dengan shading, yaitu mengarsir bagian-bagian yang perlu dipertegas dengan mempertimbangkan aspek cahaya dan bayangan sesuai dengan efek siluet.
Rudy bermodalkan mesin ukir dan keterampilannya, mengubah kayu-kayu bekas menjadi beragam kerajinan kayu. Foto: Dina M
Teknik dan alat yang digunakan Rudy cukup sederhana, untuk satu ukiran kayu gambar bisa dikerjakan dalam waktu sehari. Sedangkan untuk proses pengecatan, masih dilakukan secara manual menggunakan kuas. Sementara tahap pengeringan, dirinya hanya memanfaatkan sinar dan panas dari matahari.
ADVERTISEMENT
“Itu memerlukan waktu yang cukup lama, karena tergantung kondisi cuaca. Kalau kemarau seperti sekarang cepat kering. Kalau hujan ya lama,” tuturnya.
Rudy bermodalkan mesin ukir dan keterampilannya, mengubah kayu-kayu bekas menjadi beragam kerajinan kayu. Foto: Dina M
Tak hanya diminati warga lokal, Rudy juga sering mendapat pesanan dari luar kota seperti Singkawang, Sintang dan Sanggau. Beragam bentuk dan jenis kerajinan olahan kayu buatan Rudy bisa disesuaikan dengan keinginan konsumen, dengan harga yang cukup bersahabat.
“Kalau gambar itu tergantung ukuran, mulai dari harga Rp150 ribu hingga Rp300 ribu,” ujarnya. (hp10)