Konten Media Partner

Penilaian World Benchmarking Alliance, PLN Teratas di Asia Selatan dan Tenggara

7 Juli 2020 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prasarana PLN dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Foto: Dok PLN
zoom-in-whitePerbesar
Prasarana PLN dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Foto: Dok PLN
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Berdasarkan hasil penilaian World Benchmarking Alliance (WBA), PLN berhasil menjadi perusahaan dengan peringkat teratas di Asia Selatan dan Tenggara sebagai perusahaan kunci yang akan menentukan kesuksesan tranformasi sistem energi dan dekarbonisasi. Hasil tersebut disampaikan pada acara launching the Electric Utilities Benchmark yang dilaksanakan secara daring, Senin (6/7).
ADVERTISEMENT
PLN terpilih menjadi satu dari 50 perusahaan kelistrikan di dunia. Ke-50 perusahaan tersebut terpilih dari 450 perusahaan energi dunia yang dinilai dan dianggap memiliki pengaruh terhadap pencapaian target Perjanjian Paris untuk memperlambat perubahan iklim.
"Ini menjadi salah satu bukti komitmen kami untuk terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan dalam penyediaan listrik di Indonesia," kata Executive Vice President Corporate Communcation, Agung Murdifi dalam keterangan tertulis, Selasa (7/7).
Pemeringkatan WBA Climate and Energy Benchmark dilakukan dengan menggunakan metodologi Assessing low-Carbon Transition (ACT) yang menilai kesiapan suatu organisasi dalam transisi ke ekonomi rendah karbon dilihat dari aspek strategi pengelolaan perubahan iklim, model bisnis, investasi, operasi, dan pengelolaan emisi gas rumah kaca. Metodologi ini sendiri merupakan produk dari ACT initiative yang merupakan program kerjasama dari ADEME dan CDP.
ADVERTISEMENT
Perusahaan-perusahaan listrik dianggap memiliki peran penting sebagai pendukung tercapainya energi rendah karbon, di mana dekarbonisasi perusahaan listrik sangat sentral untuk mendorong transisi ke ekonomi rendah karbon. WBA Climate and Energy Benchmark menilai bahwa perusahaan-perusahaan terpilih dapat berkontribusi terhadap tujuan pembangungan berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) 13 dan SDG 7 serta memberikan insentif untuk menyelaraskan strategi mereka dengan tujuan pembatasan pemanasan global di bawah 2 derajat celcius sesuai dengan Perjanjian Paris.
PLN berkomitmen meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT). Foto: Dok PLN
Dengan kapasitas pembangkit terpasang sebesar 43,85 Gigawatt (GW), PLN berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) dari 12 persen di tahun 2018 menjadi 23 persen di tahun 2025. PLN telah memiliki kebijakan dan strategi terkait mitigasi perubahan iklim serta telah membentuk unit organisasi khusus untuk pengelolaan mitigasi dan adaptasi iklim.
ADVERTISEMENT
"Hingga bulan Mei 2020, kapasitas pembangkit EBT di Indonesia mencapai 7.963 megawatt," ucap Agung.
Saat ini, dalam program green transformation, PLN memperkenalkan model-model bisnis baru (green boosters) yang mendukung strategi PLN untuk pemenuhan target EBT dan mitigasi perubahan iklim.
"PLN juga rutin melaporkan hasil inventarisasi emisi gas rumah kaca melalui laporan kerberlanjutan," tutur Agung.
Secara keseluruhan, PLN meraih peringkat 28 dunia mengungguli Tenaga Nasional Berhad, Malaysia (#29), Chubu Electric Pouwer, Jepang (#32), Tokyo Electric Power Company, Jepang (#37), Taiwan Power Company (#38), Korea Electric Power Corporation (#39) dan Eskom Holdings, Afrika Selatan (#41). Sementara itu, perusahaan listrik Ørsted yang berkantor di Denmark meraih rangking pertama dan menjadi benchmark bagi perusahaan-perusahaan listrik lain di seluruh dunia. Perusahaan ini memiliki target carbon neutrality di tahun 2040 yang melingkupi seluruh rantai bisnisnya.
ADVERTISEMENT