Penjelasan Sekjen KLHK soal Cara Atasi Banjir Sintang

Konten Media Partner
25 November 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono saat menyambangi Suaka Enggang di Taman Wisata Alam Baning, Kabupaten Sintang didampingi Gubernur Kalbar Sutarmidji. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono saat menyambangi Suaka Enggang di Taman Wisata Alam Baning, Kabupaten Sintang didampingi Gubernur Kalbar Sutarmidji. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Sintang - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono, menyampaikan bahwa yang utama untuk mengatasi banjir di Sintang adalah sinergisitas pemerintah pusat dan daerah.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Bambang saat kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang, Kamis, 25 November 2021. Dalam kesempatan itu, turut mendampingi Gunernur Kalbar, Sutarmidji dan Bupati Sintang, Jarot Winarno.
“Sinergisitas pusat dan daerah dalam melihat landscape ekosistem yang ada di Kalimantan Barat. Yang jelas semua sudah tahu, bagaimana kondisi daerah aliran sungai. Ke depan, kita akan upayakan pemulihan lingkungan dan ekonomi menjadi bagian penting yang harus dilakukan,” kata Bambang.
Ia mengatakan, ketika sudah tahu apa yang menjadi penyebabnya, pemerintah akan mengambil kebijakan dalam posisinya mengembalikan dan memulihkan lingkungan hidup.
“Daerah tangkapan air di Sungai Kapuas dan DAS menjadi prioritas yang memang harus dikelola kembali untuk memenuhi prinsip dan norma layaknya sebuah DAS yang harus bisa dijaga. Sehingga tidak ada hambatan air untuk mengalir,” terang Bambang.
ADVERTISEMENT
Pemulihan lingkungan ini memerlukan kerjasama semua stakeholder. “Kami hadir di sini, nantinya bisa berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, Gubernur Kalbar dan para Bupati di Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, Sanggau serta Kubu Raya sebagai hilir Sungai Kapuas,” terang Bambang.
Bambang menegaskan, memulihkan kembali DAS Kapuas sangat penting. Kalau bisa seperti dulu lagi. Pembangunan yang berwawasan lingkungan itu harus sesuai dengan prinsip yang sesuai dengan kearifan lokal yang ada.
“Kami sudah diskusi jenis apa yang bisa menjaga hutan dan mengendalikan sumber air yang ada. Penanaman kembali pohon juga akan kita lakukan, terutama jenis pohon yang memiliki akar yang menguatkan tanah untuk menghindari terjadinya longsor,” pungkasnya.