news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penyu Terbesar di Dunia Kembali ke Pantai Paloh untuk Bertelur

Konten Media Partner
16 September 2021 16:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyu belimbing mendarat di Pantai Paloh, Kalbar. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Penyu belimbing mendarat di Pantai Paloh, Kalbar. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Seekor penyu belimbing yang merupakan jenis penyu terbesar di dunia mendarat di bibir Pantai Peneluran Penyu, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar, tepatnya di sektor empat Sungai Belacan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.45, Rabu, 15 September 2021.
ADVERTISEMENT
Penyu raksasa dengan ciri khas karapasnya yang berbentuk juring-juring seperti buah belimbing itu ditemukan tengah menggali lubang untuk bertelur. Aktivitas penyu tersebut pun diketahui oleh enumerator Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan para mahasiswa praktik kerja lapangan (PKL) dari program studi Ilmu Kelautan Universitas Tanjungpura yang sedang melakukan monitoring dan pendataan penyu.
Kepala BPSPL Pontianak, R. Andry Indryasworo Sukmoputro mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi penyu raksasa penjelajah samudra itu berjenis kelamin betina. Memiliki ukuran panjang lengkung karapas 174 cm, lebar karapas 114 cm, serta lebar jejak 194 cm melalui pengukuran morfometri.
Penyu belimbing mendarat di Pantai Paloh, Kalbar. Foto: Dok. Istimewa
"Berdasarkan informasi dari tim di lapangan, penyu belimbing tersebut sayangnya tidak sampai pada fase bertelur, padahal sudah menggali lubang badan. Tim sudah berupaya meminimalisir gangguan sesuai SOP pemantauan, namun nampaknya faktor alami yang menyebabkan penyu tidak sampai pada fase betelur. Saya memberikan apresiasi kepada tim monitoring yang sudah semaksimal mungkin dalam melakukan monitoring dan pendataan penyu," kata Andry kepada Hi!Pontianak, Kamis, 16 September 2021.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan, dalam kurun waktu 13 tahun penyu belimbing hanya ditemukan sebanyak 3 kali. Itupun ditemukan dalam keadaan mati terdampar atau terperangkat tidak sengaja oleh nelayan di laut.
Status penyu tersebut masuk dalam daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan appendiks I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Sehingga diperlukan upaya konservasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan dan Surat Edaran Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 526 tahun 2015 tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh, dan/atau Produk Turunannya.
Tim enumerator memantau penyu belimbing yang mendarat di Pantai Paloh, Kalbar. Foto: Dok. Istimewa
Sebagai upaya perlindungan dan pelestarian penyu, BPSPL Pontianak pun telah melakukan kegiatan monitoring dan pendataan populasi penyu di Pantai Peneluran Penyu Paloh dimulai pada 2016. Kegiatan ini berkolaborasi dengan WWF Indonesia dengan menugaskan enumerator untuk melakukan pendataan populasi dan melaporkan hasilnya setiap bulan.
ADVERTISEMENT
"Enumerator yang ditugaskan di lapangan dengan memberdayakan masyarakat lokal setempat yang tergabung dalam kelompok masyarakat Wahana Bahari Paloh dan Pokmaswas Kambau Borneo. Tercatat bahwa penyu yang mendarat di Pantai Peneluran Paloh mencapai lebih dari 2.000 ekor tiap tahunnya yang didominasi oleh penyu hijau (chelonia mydas). Selain itu ada penyu sisik (eretmochelys imbricataI) dan penyu lekang (lepidochelys olivacea) yang juga mendarat," ungkapnya.
Hingga saat ini jumlah penyu yang telah mendarat sudah lebih dari 1.000 ekor dan didominasi penyu hijau.
"Kejadian penyu belimbing yang mendarat baru ini dengan kondisi hidup dan memeti merupakan pertama kalinya terjadi pada tahun 2021 di Pantai Peneluran Penyu Paloh," pungkasnya.