Konten Media Partner

Peringati Jumat Agung, Gereja MRPD Pontianak Tampilkan Visualisasi Jalan Salib

18 April 2025 11:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Drama visualisasi penyaliban Yesus Kristus yang berlangsung di Gereja Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) Keuskupan Agung Pontianak pada Jumat, 18 April 2025. Foto: Alycia Tracy Nabila/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Drama visualisasi penyaliban Yesus Kristus yang berlangsung di Gereja Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) Keuskupan Agung Pontianak pada Jumat, 18 April 2025. Foto: Alycia Tracy Nabila/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - OMK Santo Paskalis Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) Keuskupan Agung Pontianak mempersembahkan drama visualisasi penyaliban Yesus Kristus pada Jumat, 18 April 2025.
ADVERTISEMENT
"Drama ini adalah drama teater yang mengisahkan tentang kisah sengsara Yesus Kristus yang menghadapi kematian untuk menebus dosa manusia," kata Benediktus Ryan, pemeran Yesus Kristus dalam teatrikal saat ditemui di Gereja MRPD Pontianak.
Ryan mengatakan, penyelenggaraan drama teater yang ditampilkan generasi muda ini bertujuan sebagai langkah pertaubatan umat Katolik agar merenungkan bagaimana Tuhan Yesus Kristus menebus dosa-dosa umat-Nya agar mendapatkan kehidupan yang kekal di surga.
OMK Santo Paskalis Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD) Keuskupan Agung Pontianak menampilkan drama visualisasi jalan salib. Foto: Alycia Tracy Nabila/Hi!Pontianak
Berperan sebagai Yesus Kristus, terdapat langkah-langkah yang dihadapi Ryan untuk mendalami peran agar umat yang menonton visualisasi jalan salib dapat turut merasakan emosi yang dirasakannya.
"Saya mencoba mengikuti teladan-teladan Yesus, mencoba berpuasa, mencoba untuk membaca kembali kitab suci maupun menonton film sebagai referensi agar saya dapat tampil dengan baik," ujar Ryan.
ADVERTISEMENT
Ryan menambahkan, persiapan yang memakan waktu selama satu bulan lebih ini juga menghadapi berbagai tantangan, mulai dari proses latihan dan latar belakang para pemain.
"Tidak semua orang dalam teater kali ini punya latar belakang sebagai anak teater. Jadi, untuk mendapatkan pengolahan rasa, berlatih dialog, dan menemukan improvisasi itu hal yang sangat sulit untuk ditemukan. Namun, kami berusaha untuk sebisa mungkin agar improvisasi tetap keluar agar dramanya juga berjalan dengan baik," pungkasnya.