Konten Media Partner

Perkuat Local Branding, Produk UMKM Kalbar Didorong untuk Ekspor

7 Desember 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para narasumber menghadiri seminar "Management Business Innovation Conference (MBIC) 2024: Penguatan Local Branding UMKM dalam Upaya Peningkatan Ekspor" di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat pada Sabtu, 7 Desember 2024. Foto: Alycia Tracy Nabila/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Para narasumber menghadiri seminar "Management Business Innovation Conference (MBIC) 2024: Penguatan Local Branding UMKM dalam Upaya Peningkatan Ekspor" di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat pada Sabtu, 7 Desember 2024. Foto: Alycia Tracy Nabila/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tanjungpura sukses menyelenggarakan "Management Business Innovation Conference (MBIC) 2024: Penguatan Local Branding UMKM dalam Upaya Peningkatan Ekspor." Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat pada Sabtu, 7 November 2024.
ADVERTISEMENT
Kegiatan MBIC sendiri merupakan program tahunan kampus dan pada tahun ini, MBIC 2024 diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan keterampilan terkait local branding UMKM.
"Kita dari institusi pendidikan punya komitmen dalam mendedikasikan bahwa program ini untuk masyarakat, terutama UMKM. Untuk tahun ini, UMKM yang kita galakkan adalah mereka yang memproduksi makanan-makanan khas Kalimantan Barat sehingga tema yang kita angkat adalah local branding," kata Nur Afifah, Koordinator Program Studi Magister Manajemen FEB Untan.
Turut hadir dalam acara tersebut, empat narasumber kompeten di bidangnya, di antaranya adalah Kepala Bank Indonesia Kalimantan Barat Nur Asyura Anggini Sari, Kepala Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Barat Imik Eko Putro, Dosen FEB Universitas Tanjungpura Dr. Muhammad Fahmi, dan Praktisi Ekspor Produk Turunan Kelapa Felicia Nathania, S.E.
ADVERTISEMENT
Anggini memaparkan, terdapat sekitar 4,5 persen atau sebanyak 23 UMKM di Kalimantan yang telah go ekspor, lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya. Ia menyampaikan strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan UMKM, yaitu dengan kolaborasi pentahelix yang melibatkan lima unsur, di antaranya pihak pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media.
Bank Indonesia sendiri berperan dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan anak muda melalui sinergi dengan pihak SMA/SMK dan perguruan tinggi di Kalimantan Barat. Hal tersebut dilakukan dengan pemberian beasiswa dan kelas-kelas pembinaan melalui program GenBI, yang mana anak muda binaan Bank Indonesia tersebut dapat menjadi enterpreneurship setelah lulus.
Selain itu, Bank Indonesia juga menyediakan pelatihan literasi keuangan bagi SMA/SMK dan perguruan tinggi, program magang, serta pendampingan kepada pelaku UMKM agar mereka bisa mengakses keuangan kepada lembaga-lembaga keuangan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2024 ini, tercatat sebanyak 225 pelaku UMKM dan 165 ribu orang menurut data keseluruhan. Berdasarkan angka tersebut, Imik melihat keunggulan potensi produk UMKM yang cukup besar untuk dikembangkan dalam perdagangan ekspor.
Fahmi turut menyampaikan, terdapat empat hal penting yang harus dilakukan untuk pengembangan UMKM, yaitu korporatisasi, kapabilitas, finansial, dan kolaborasi.
Di sisi lain, Felicia bilang, membangun kepercayaan masyarakat menjadi tantangan tersulit dibandingkan membuat atau menciptakan produk. Menyadari hal tersebut, Felicia telah menerapkan berbagai strategi local branding dalam usaha yang dilakoninya secara konsisten, yakni melakukan storytelling, mempertahankan kualitas produk, mengembangkan merek di media sosial, serta membangun kepercayaan pembeli.