Pesan Kadinkes Sintang pada Nakes: Harus Ramah, Jangan Jutek

Konten Media Partner
4 Desember 2022 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr Harysinto Linoh. Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr Harysinto Linoh. Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Sintang - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr Harysinto Linoh memberikan pesan semua tenaga kesehatan (nakes) yang berada di garda depan pelayanan agar selalu bersikap ramah dalam melayani masyarakat atau pasien.
ADVERTISEMENT
“Saya sependapat bahwa nakes di garda terdepan harus ramah. Karena, orang kalau sudah sakit itu, begitu ketemu dengan petugas kesehatan yang mukanya jutek, judes, kalau istilah masyarakat sekarang bikin ilfil,” kata Harysinto Linoh.
Oleh karena itu, kata Harysinto Linoh, sudah sudah sewajarnya kalau para pemberi pelayanan kesehatan baik itu dokter, perawat, bidan, petugas pendaftaran hingga satpam yang bertugas di rumah sakit maupun Puskesmas, harus bersikap ramah pada pasien.
“Jangan judes. Orang yang datang ke rumah sakit atau Puskesmas itu pasti 90 atau 95 persen dalam kondisi sakit. Mereka butuh bantuan. Mereka butuh pelayanan. Jadi dilayanilah secara ramah, secara baik-baik dan secara komunikatif. Apa yang mereka tanya, dibantu, dijawab dengan baik. Jangan sampai ketika ditanya pasien, jawabannya nanti dulu, ini itu atau segala macam,” pesan Sinto.
ADVERTISEMENT
Kedua pasien itu harus mendapatkan informasi yang jelas dan pasti. Misalnya, ada pasien yang datang keluhannya batuk pilek, segera arahkan ke poli. “Bilang saja tungu di poli sebentar, nanti setelah 15 menit dilayani. Nah seperti itu. Harus pasti kapan dia akan dilayani. Kapan dia dapat obat, kapan dia harus kontrol lagi,” ujarnya.
Dan juga, pasien harus tahu penyakitnya. Karena, sambung Harysinto Linoh, banyak sekali pasien yang berobat baik itu di Puskesmas atau fasilitas kesehatan lain, tidak tahu secara jelas apa penyakit mereka.
“Saya tahu kondisi ini karena ketika mereka berobat mereka langsung saya tanya. Apa sakitnya? Mereka jawab ndak tahu. Udah dapat obat? Udah. Terus sakitnya apa? Ndak tahu. Ketika ditanya apakah ndak ditanyai langsung ke dokternya atau yang memeriksanya? Ndak. Itu jawaban mereka,” bebernya.
ADVERTISEMENT
“Seharusnya masyarakat atau sebagai pasien harus tahu. Tanya saja supaya jelas. Dokter, saya sakit apa? Nanti dokter harus menjelaskan secara jelas penyakitnya, gimana penanganannya. Jadi informasi harus jelas. Informasi harus tepat. Pasien jangan diambangkan, mereka perlu kepastian,” tegasnya.
Harysinto Linoh menyatakan bahwa prinsip pelayanan yang harus dijunjung tinggi oleh tenaga kesehatan adalah harus melayani orang sebagaimana kita mau dilayani. Contohnya, ketika kita jadi pasien tentu tidak mau menunggu lama. Oleh karena itu ketika nakes memberikan pelayanan, jangan sampai membuat orang menunggu lama.
“Kalau kita jadi pasien atau mengantar keluarga berobat, kita tentu tidak mau juga bingung-bingung di Rumah Sakit atau Puskesmas. Nah ketika memberikan pelayanan, nakes jangan membuat masyarakat bingung. Sementara kalau kita komunikatif maupun informatif pasien pasti akan sangat senang,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Yang paling penting, tegas Harysinto Linoh, jangan sampai menbeda-bedakan pelayanan pada masyarakat. Apakah itu pasien BPJS ataupun umum harus diperlakukan sama. Harus dilayani sama baiknya.
“Pelayanan kesehatan jangan dibeda-bedakan. Kadang ada berapa petugas kesehatan yang terkesan empatinya agak kurang. Ketika melihat masyarakat kebingungan di fasilitas kesehatan malah diam saja. Kalau seperti itu, ya jelas salah. Seharusnya, ya ditanya lah. Karena dalam memberikan pelayanan itu haruslah komunikatif, informatif dan juga mengedapankan empati. Jangan jutek, harus ramah dengan senyum sapa salam,” pungkasnya.