Konten Media Partner

Polisi Ungkap Dugaan Korupsi BUMDesma di Sambas, Kerugian Negara Rp 694 Juta

27 Desember 2024 18:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakapolres Sambas Kompol Hoerrudin (tengah) didampingi Kasat Reskrim Polres Sambas AKP Rahmad Kartono (kiri) dan Kasi Humas Polres Sambas AKP Sadoko (kanan) saat press release di Mapolres Sambas. Foto: Dok. Satreskrim Polres Sambas
zoom-in-whitePerbesar
Wakapolres Sambas Kompol Hoerrudin (tengah) didampingi Kasat Reskrim Polres Sambas AKP Rahmad Kartono (kiri) dan Kasi Humas Polres Sambas AKP Sadoko (kanan) saat press release di Mapolres Sambas. Foto: Dok. Satreskrim Polres Sambas
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Satreskrim Polres Sambas berhasil mengungkap dugaan tindak pidana korupsi Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Berkah Bersama Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalbar. Polisi telah menetapkan Direktur BUMDesma Berkah Bersama berinisial AR (36) sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
Wakapolres Sambas, Kompol Hoerrudin, mengungkapkan dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan BUMDesma Berkah Bersama itu terjadi pada Februari 2020 hingga Juni 2022. Polisi telah memeriksa 63 saksi, termasuk saksi ahli.
"Keuangan BUMDesma Berkah Bersama ini bersumber dari 23 desa di Kecamatan Tebas yang melakukan penyertaan modal di BUMDesma tersebut," jelasnya dalam press release yang didampingi Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Rahmad Kartono, dan Kasi Humas Polres Sambas, AKP Sadoko, di Mapolres Sambas, pada Jumat, 27 Desember 2024.
Hoerrudin mengatakan, dari hasil penyelidikan terdapat penyimpangan dalam pengelolaan keuangan BUMDesma Berkah Bersama. Penyimpangan tersebut, di antaranya pengelola BUMDesma Berkah Bersama tidak menyusun dan menetapkan rencana bisnis dan SOP bersama pengawas dan penasihat, Direktur BUMDesma Berkah Bersama telah membentuk beberapa unit usaha tanpa melalui musyawarah antar-desa (MAD).
ADVERTISEMENT
"Selama mengelola BUMDesma Berkah Bersama, pihak pengelola tidak menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengelola BUMDesma Berkah Bersama kepada masyarakat secara berkala melalui Kepala Desa," ucapnya.
Penyidik juga menemukan jika pengelola atau pengurus operasional BUMDesma Berkah Bersama tidak menyalurkan hasil keuntungan usaha kepada BUMDesma sebagai penyedia modal, melainkan digunakan untuk kepentingan pribadi. Dalam mengelola keuangan BUMDesma, Direktur dan Bendahara menggunakan rekening pribadi.
"Pengelola BUMDesma Berkah Bersama menggunakan dana BUMDesma untuk kepentingan pribadi dan meminjam dana BUMDesma kepada kepala desa," bebernya.
Ia mengatakan, terjadi kerugian negara akibat perbuatan tersangka AR. Berdasarkan hasil audit, ditemukan nilai kerugian negara sebesar Rp 694.732.205,51. Kepolisian juga mengamankan barang bukti, di antaranya dokumen-dokumen terkait kasus tersebut hingga uang tunai senilai Rp 24.731.000.
ADVERTISEMENT
"Tersangka disangkakan dengan Pasal 2 ayat 1 dan atau Pasal 3 dan atau Pasal 18 ayat 1, ayat 2, ayat 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi," tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Rahmad Kartono, menambahkan penyelidikan terhadap kasus ini dimulai sejak 2020 lalu. Selanjutnya, pada Maret 2024 status tersebut naik ke tahap penyidikan hingga diterbitkan laporan polisi.
"(Pengungkapan kasus) ini merupakan salah satu program dari Asta Cita Presiden," tambahnya.