Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Populasinya Berkurang karena Virus Flu Afrika, Babi Sumbang Inflasi di Kalbar
21 Desember 2022 15:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat memprediksi pada Desember 2022, menuju perayaan Natal dan Tahun Baru, akan terjadi inflasi atau kenaikan harga beberapa bahan pangan.
ADVERTISEMENT
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat, Agus Chusiani, mengungkapkan, ada beberapa bahan pangan yang menjadi penyumbang inflasi, di antaranya adalah daging babi, kangung, bawang merah, serta sawi hijau.
“Desember kemungkinan naik lagi, karena ada Nataru. Tiga tahun terakhir, ada kenaikan. Semoga kenaikannya tidak terlalu tinggi, karena November sudah naik kemarin,” ungkap Agus kepada awak media, Rabu, 21 Desember 2022.
Beberapa sayur mayur yang harganya melambung, diprediksikan karena beberapa wilayah di Kalbar kerap kali terjadi banjir. Sedangkan untuk daging babi sendiri, kata Agus, saat ini Indonesia sedang dilanda wabah virus flu Afrika, ribuan populasi babi di Kalbar juga mati.
“Kalau daging babi, mungkin kita lagi ada (wabah) virus babi Afrika, yang menyebabkan populasi babi menurun. Dari 8.000 sisa 5.000, itu populasi babi di Kabupaten Sintang. Ini cukup mengganggu, karena kebutuhan daging babi pada hari besar keagamaan dan tahun baru sangat besar,” papar Agus.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi hal tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mendatangkan babi dari daerah lain, untuk memenuhi kebutuhan menjelang Nataru. Tim TPID Kalbar juga terus melakukan operasi pasar murah, hingga gelar pangan.
“TPID juga mendorong agar komoditas ini berjalan dengan baik. Kita mendorong kerja sama antar daerah, baik di Kalbar maupun luar Kalbar, agar ketersediaan barang berkecukupan di Kalbar. Stoknya cukup. Semoga ini memberikan ketenangan di masyarakat dan tidak ada panic buying,” tukasnya.