Konten Media Partner

Proyek Jembatan Gantung Desa Sebadak di Perbatasan Malaysia Terancam Mangkrak

11 Februari 2022 9:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangunan jembatan gantung di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, disorot Kades, BPD serta masyarakat perbatasan karena tak kunjung selesai.(Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan jembatan gantung di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, disorot Kades, BPD serta masyarakat perbatasan karena tak kunjung selesai.(Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Hi! Sintang - Pembangunan jembatan gantung Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, terancam mangkrak. Meski dianggarkan dengan dana APBN tahun 2021 sebesar Rp 4,4 Miliar, hingga awal Februari 2022 ini pembangunan abutment jembatan bahkan belum selesai.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Sebadak, Yanto menyayangkan lambatnya progres pembangunan jembatan yang merupakan akses vital bagi masyarakat perbatasan.. Seharusnya, kata Yanto, jembatan sudah bisa dilewati masyarakat tahun ini. Karena, anggaran pembangunanya tahun 2021 dengan dana APBN.
“Melihat kondisi jembatan yang belum selesai, saya mengharapkankan agar jadi perhatian oleh pihak terkait. Selesaikan pekerjaan sesuai spek. Sehingga warga perbatasan bisa menikmati pembangunan jembatan secepat mungkin,” harapnya.
Ketua BPD Desa Sebadak, Lisa, dan tokoh setempat Yusup mengaku kecewa dengan lambatnya pekerjaan jembatan gantung di desanya.
“Melihat proses pembangunan jembatan yang berjalan lambat, sebagai masyarakat tentu kecewa dan merasa dirugikan. Kami juga minta aparat hukum turun ke lapangan,” pinta Yusup.
Abutment jembatan gantung Desa Sebadak bahkan belum selesai hingga saat ini. Padahal proyek ini dianggarkan tahun 2021 melalui APBN.(Foto: Istimewa)
Tokoh pemuda perbatasan, Jimi Manopo menuturkan, pembangunan jembatan Desa Sebadak yang layak, sangat dirindukan oleh masyarakat perbatasan. Karena dengan adanya akses jembatan di Desa Sebadak, warga tidak perlu memutar ke Senaning untuk pergi ke Kota Sintang. Artinya, pembangunan jembatan Desa Sebadak memperpendek waktu tempuh dan sangat membantu akses transortasi.
ADVERTISEMENT
“Nah, mengingat pentingnya akses jembatan ini bagi warga perbatasan, sudah seharusnya pekerjaan dilakukan dengan baik. Tidak seperti sekarang yang terancam mangkrak,” ucapnya.
Seharusnya, kata Jimi, jembatan tersebut sudah bisa digunakan tahun ini. Mengingat pembangunannya seharusnya selesai Desember 2021. Apalagi anggaranya tidak sedikit yakni Rp 4,4 miliar.
“Realitanya sekarang, abutment saja belum selesai. Sementara tahun 2021 sudah berakhir, artinya kontrak sudah selesai. Bahkan jika pekerjaanya diperpanjang, saya tidak yakin pekerjaan jembatan akan selesai tepat waktu,” kata Jimi.
Dengan adanya kondisi tersebut, ia mendesak pihak terkait dalam hal ini PPK maupun Satker agar turun ke lapangan. Bila perlu mereka juga diberi tindakan tegas. Jika ada indikasi pelanggaran hukum hendaknya ditindaklanjuti ole pihak terkait.
ADVERTISEMENT
“Kita tidak ada masalah dengan siapapun yang mengerjakan proyek ini. Tapi kita ingin proyek yang masuk ke daerah perbatasan ini dikerjakan dengan baik,” tegasnya.
Jimi juga menyesalkan jembatan lama yang dibangun masyarakat Desa Sebadak secara swadaya mengalami kerusakan akibat pekerjaan pondasi proyek. Padahal, jembatan itu jadi urat nadi penyeberangan masyarakat setempat. Banyak pelajar yang sekolah ke seberang dan melewati jembatan swadaya itu.
Panglima Aliansi Solidaritas Anak Peladang (ASAP), Andreas mengatakan, dirinya bersama bersama Kades dan Ketua BPD, masyarakat serta tokoh perbatasan, sudah melihat langsung pembangunan jembatan Desa Sebadak pada 9 Februari 2022.
“Kami langsung cek ke lokasi, supaya tidak ada kesan menuduh atau memfitnah. Karena faktanya, pembangunan jembatan Desa Sebadak abutment-nya saja belum selesai,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kondisi tersebut, Andreas meminta pelaksana bertangung jawab. Jangan sampai proyek yang anggaranya miliaran rupiah tidak maksimal.
“Maka kami minta pihak terkait melihat langsung dan memerika pembangunan jembatan ini. Pelaksana jangan cuma mau proyeknya saja tapi tidak dilaksanakan dengan baik. Karena yang rugi masyarakat perbatasan,” tegasnya.